* Prosedur Pemberian Fatwa DSN-MUI:
1. Pengajuan permohonan oleh LKS, LBS, LPS dan regulator. Tujuannya untuk mendapatkan surat permohonan dan hal ini berurusan dengan Kepala Sekretariat DSN-MUI. Outputnya adalah surat Permohonan.
2. Pencatatan surat permohonan yang dicatat oleh sekretaris DSN-MUI dan berurusan dengan Kepala Sekretariat DSN-MUI. Outputnya adalah buku agenda manual.
3. Melakukan rapat BPH DSN-MUI. Dalam hal ini, BPH mengundang presentasi pemohon. Tujuannya untuk memperdalam suatu permasalahan sekaligus mengagendakan rapat. Berurusan dengan BPH DSN-MUI dan output nya adalah surat undangan.
4. Setelah BPH melakukan rapat, maka dilakukan pengecekan. Apakah sudah ada fatwa atau belum. Jika fatwa telah keluar, maka DSN-MUI menyampaikan kepada pemohon.
5. BPH melakukan kajian perihal bidang terkait suatu permasalahan. Sesuai dengan keinginan pemohon. Berurusan dengan bidang BPH DSN-MUI yang terkait. Outputnya adalah notulen rapat.
6. BPH DSN-MUI melakukan rapat kembali untuk menerima laporan kajian dari bidang BPH DSN-MUI yang terkait. Berurusan dengan BPH DSN-MUI dan output nya adalah dokumen laporan kajian.
7. BPH melakukan penyiapan draft fatwa sesuai dengan hasil rapat. Berurusan dengan bidang BPH DSN-MUI yang terkait dan output nya adalah notulen rapat.
8. Adanya draft fatwa DSN-MUI yang berasal dari bidang BPH berupa draft awal mengenai fatwa. Berurusan dengan bidang BPH DSN-MUI yang terkait dan output nya adalah dokumen draft fatwa awal.
9. Melakukan presentasi draft fatwa di rapat BPH berupa draft fatwa awal. Berurusan dengan BPH DSN-MUI dan output nya adalah dokumen draft fatwa akhir.
10. Mengundang regulator jika memang diperlukan untuk koordinasi. Berurusan dengan BPH DSN-MUI dan output nya adalah dokumen draft fatwa final.