Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Poli Peduli Kanker Payudara

25 Oktober 2022   18:15 Diperbarui: 25 Oktober 2022   18:27 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak itu saya sakit sedikit langsung mencari beliau hingga mau lulus kuliah. Saat datang untuk periksa flu, dokter setelah menulis resep tiba-tiba menegur saya. Beliau mengingatkan saya tidak lama lagi lulus kuliah pasti kerja. Setelah kerja pasti saat sakit saya kesulitan datang ke rumah beliau untuk periksa karena waktu dan berbagai masalah kehidupan yang tak terduga. Saya tidak bisa terus mengandalkan dirinya dan dokter yang lain. Dokter salah analisa itu hal yang wajar karena tidak mengenal saya sebaik beliau. Menurut beliau, orang yang paling bisa diandalkan di dunia ini adalah diri saya sendiri. Saya diminta mengingat kembali semua yang kita lakukan selama ini lalu cari tahu sendiri kenapa. Beliau sangat yakin saya pasti bisa. 

Teguran beliau dalam sekejap menjadi kenyataan. Mama terkena kanker payudara lalu saat radiasi, petugas salah pasien hingga membuat fibrosis di paru pasca radiasi. Hidup saya dan keluarga tidak sama seperti kemarin.

Suatu hari saat pulang kerja, mendadak perut melilit sakit. Saya memutuskan untuk segera cek ke dokter kandungan di rumah sakit dekat rumah. Dokter kandungan ternyata tidak praktek. Depan poli kandungan ada poli THT. Entah kenapa melihat poli itu perut langsung nyaman dan ada dorongan untuk menemui dokter yang jam praktek hampir habis. 

Dokter memperbolehkan saya untuk masuk. Saya memberi alasan mau korek kuping. Tapi setelah selesai periksa, dokter mengatakan hal yang mengejutkan. 

Menurut beliau saat saya mulai ngomong, beliau curiga saya memiliki masalah pernafasan dari rongga hidung dan setelah diperiksa ternyata benar. Beliau juga praktek di rumah sakit militer dan baru saja selesai mengadakan penelitian masalah pernafasan seperti yang saya idap. 

Masalah itu bisa diatasi dengan terapi obat tidak perlu operasi. Sesuai perkiraan beliau setelah 2 minggu rutin konsumsi obat itu, saya merasakan ada perubahan.

Sejak lahir saya memiliki masalah penglihatan. Setelah kerja, saya memutuskan untuk rutin cek ke rumah sakit khusus penyakit ini. Entah kenapa setiap datang kontrol, saya memutuskan untuk ganti dokter hingga akhirnya bertemu dokter bergelar profesor.

Dokter itu kaget bukan main melihat sejarah rekam medis saya karena semua analisa yang ada di sana salah semua. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menganti dokter ini hingga suatu hari saat kontrol mendadak beliau meminta saya jangan cari beliau lagi. Beliau meminta suster membuat janji dengan dokter yang merupakan guru beliau. 

"Dokter itu meski tidak punya gelar tinggi tapi dokter yang sesungguhnya. Beliau itu guru saya dan hanya beliau yang saya percaya untuk mengurus kamu karena beliau sangat teliti," kata dokter.

Meski bingung kenapa saya harus dipindah dokter tapi, saya tidak menanyakan alasan dan memilih menurut. Di luar dugaan, pemindahan itu membuat saya di ping-pong. Guru bingung kenapa diminta cek ulang hasil analisa murid. Setelah selesai cek, saya diminta kembali lagi. Saat kembali, saya dimarahi dan dinasehati, "Pokoknya jangan cari saya lagi! Beliau itu guru saya dan untuk apa saya cek hasil analisanya!"

Saya hanya diam dan bertanya sendiri apa pasien yang lain juga mengalami hal yang sama seperti saya? Terjepit di antara murid yang sudah jadi profesor dan guru yang spesialis biasa yang saling berlomba tidak memegahkan diri dan merasa paling benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun