DX membatasi kami untuk kerja selama 2 jam. Setelah 2 jam, semua berhenti kerja, beresi ruang makan lalu balik kamar masing-masing.Â
Di hari ketiga jam 10 pagi, semua pekerjaan selesai. Kami bergegas mengayuh sepeda menuju toko kue pak Xie.
"Wah! Kalian sungguh tepat waktu. 15 menit lagi jam makan siang," puji pak Xie. "Saya tidak sabar mau melihat hasil karya kalian," lanjutnya.
Shidd segera berlari ke samping pak Xie untuk membantu menuntunnya naik tangga. Di atas, berbagai hidangan daging, sayur dan buah sudah terhidang rapi.
"Kamu tenang saja. Makanan ini dimasak dengan minyak sayur semua," kata pak Xie ke Shidd di sampingnya. Shidd tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
"Luar biasa hasil foto ini!" puji pak Xie sambil membolak-balik album.
Aku dan Kang Xi Ka juga membuat album khusus untuk foto kami berenam terpisah dari foto lainnya.
"Ini bagus sekali..." pak Xie, menangis sambil menatap foto kami berenam sedang tersenyum lebar di depan toko. "Senang sekali punya 5 cucu yang tampan dan cantik ini," katanya dengan mata berbinar.
Selesai makan siang, kami semua merasa sangat berat dan sedih harus berpisah dengan pak Xie. DX dan Kang Xi Ka, berjanji akan sering datang mengunjungi di toko. Kami bertiga juga berjanji sebelum pulang akan menemuinya lagi.
Pak Xie, mengusulkan untuk buat pesta perpisahan untuk kami bertiga seminggu sebelum kami pulang dan kami setuju.
Di luar dugaan, seminggu kemudian pak Mark datang saat malam hari mencariku di asrama.