Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatapan Mata Mama

24 November 2020   20:01 Diperbarui: 24 November 2020   20:12 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kelas 1 SD, jam sekolah saya selesai lebih dahulu dari kakak. Saya yang terbiasa harus menunggu lama hingga mereka pulang suatu hari merencanakan untuk pergi beli puding hanya saja saya takut menyeberangi jalan. Selama ini saya selalu ditemani mama tidak pernah menyeberang jalan sendirian.

Tetapi, ada satu hal yang saya ingat setiap kali menyeberang jalan. Mama selalu mengatakan, 'Kamu harus ingat tiap mau menyeberang lihat kiri dan kanan. Jangan langsung jalan!'

Saya pun memberanikan diri praktek sendiri. Saya keluar gerbang sekolah lalu di pinggir trotoar celingak-celinguk ke kiri dan kanan. Saat melihat jalan sepi saya langsung lari menyeberang. Setelah beli puding pun saya kembali celingak-celinguk ke kiri dan kanan.

Saat mama datang menjemput saya memamerkan gelas puding kosong. Mama kaget kenapa saya bisa beli. Ketika saya bilang tadi pergi beli sendiri langsung mama nasehati, 'Lain kali minta tolong satpam bantu nyebrangi. Jangan pergi nyebrang sendiri begitu. Bahaya!'

Mama sejak kejadian itu jadi datang menjemput tepat setelah jam sekolah saya usai. Setelah saya keluar kelas langsung dibawa mama belanja ke pasar. Begitu sampai pasar saya dititipi mama ke tukang kue langganan. Selama dititipi itu saya membantu dia jualan. 

Saya punya kenangan saat pertama kali dititipi. Sewaktu mama datang menjemput ke toko, teman mama bilang saya sangat membantu jadi sebagai ucapan terima kasih saya disuruh ambil kue yang saya mau. Mama saat itu langsung menjawab, 'Gak usah tadi dia uda makan.' Saya pun pulang dengan tangan kosong. 

Di jalan menuju sekolah mama bilang untuk jangan menerima kue dari pemilik toko karena dia cari uang dari kue. Kalaupun ditawari ambil yang paling murah dan tidak laku. 

Sesampai di sekolah saya ikut mama duduk di samping pos satpam bergabung dengan para mama yang lain bersihi sayur dengan diam.

Saya juga punya kenangan saat masih SD mungkin kelas dua waktu mau ke rumah teman mama. Kami berdua naik bis kota dan di dalam bis ada pengamen bersuara sumbang. Selesai menyanyi dia menyodorkan topi ke penumpang. Mama yang murah hati mengisi topi dengan uang receh. 

Setelah pengemis turun saya protes. 'Mama suara dia jelek kenapa dikasih uang?' Jawab mama,'Orang yang sudah bekerja meski jelek harus dihargai.' Saya pun diam tidak membantah.

Saat SD perkataan mama yang selalu ingat tentang pertemanan adalah, 'Jangan takut kehilangan teman daripada kamu kehilangan diri sendiri. Jauhi teman yang jahat dan lindungi diri sendiri.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun