Alkisah seorang pelayan istana yang sedang hamil  ngidam buah nangka. Demi memenuhi ngidamnya, dia mencuri nangka yang  berada di kebun istana. Sang raja memergokinya. Sang raja marah. Si pelayan ditangkap, dipenjara dan diadili. Si pelayan  memohon maaf, mengatakan bahwa dia mencuri demi ngidam sang jabang bayi. Sangjabang bayi-lah yang menginginkan makan buah nangka. Sang bukan iba, malah  semakin murka. Si pelayan istana dihukum, dibelah perutnya! Ajaib, saat perut terbelah, tampaklah si jabang bayi yang tengah memegang sepotong buah nangka!
"Aku tak ingin mengalami nasib sama seperti si pelayan raja, Mas, " keluh Agni Kejora, perempuan jeliat yang ngidam super aneh!
Subuh hangat, adakah mencerecap yang lebih nikmat saat usai menggapai puncak kenikmatan, berbaring telentang menatap langit-langit, menuai kepuasan. Aku  memandang dan tersenyum puas pada belahan jiwa. Agni Kejora terlihat cantik, padahal embun belum meruap  dari pori-pori.  Duhai, betapa aku ingin  mengalami saat-saat indah seperti ini untuk selamanya!Â
"Aku ngidam, Mas."
"Ngidam..?"
"Iya, aku lagi ngidam, Mas."
"Ngidamnya apa?"
"Mas janji dulu akan memenuihnya."
"Mengapa tidak, Dik. Katakan saja apa ngidam-mu?"
"Aku...aku ngidam kentut, Mas."
"Oalah, Dik, ngidam kok aneh, ngidam kentut segala. Tapi, jangan khawatir, kentut di mana aja da. Kita mudah mendapatkannya."
"Aaah, aku ngidam kentut bukan sembarang kentut, Mas. Aku ngidam kentut Presiden, Mas!"
Demi memenuhi ngidam sang istri tercinta, Kartika Candra Bagaskara(Akar) kudu berjuang untuk bisa bertemu Presiden dan  meminta kentut Presiden. Berhasilkah Akar bertemu Presiden...., dan memohon membungkus kentutnya? Bagaimana sih bentuk, rupa, dan bau kentut Presiden?
Petualangan, lika-liku perjalanan Akar  agar bersua dan mendapatkan kentut Presiden, tertuang dalam novel Kentut Presiden yang ditulis  KartikaÂ
Catur Pelita(KCP), penulis asal Jepara, yang sudah menelurkan 700-an cerpen, dimuat di 45 media cetak-lokal-nasional, dan media cetak. Novel Kentut Presiden merupakan bukunya yang ke-3, setelah KCP meluncurkan novel Perjaka(AKoer, 2011), dan kumcer Balada Orang-Orang Tercinta(Pustaka Puitika, Jogjakarta, 2016).
. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H