Mohon tunggu...
Kartika Catur Pelita
Kartika Catur Pelita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis 700-an cerpen. 150 cerpen dimuat 70-an media, di antaranya: Suara Merdeka, Suara Pembaruan, Nova, Kartini, Republika, Bangka Pos, Solopos, Media Indonesia, Kompas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi. Cerpen terpilih di antologi cerpen JOGLO 11 dan 12(Taman Budaya Jawa Tengah, 2011, 2012), antologi 15 Cerpen Inspiratif 2011, 'Membunuh Impian" Annida Online, antologi puisi "Sebatang Rusuk" (Samudra), antologi puisi dwibahasa "Flows into tehe Sink into the Gutter", 126 Penyair(Shell). Buku solo: novel Perjaka, kumcer Balada Orang-Orang Tercinta, Perempuan yang Ngidam Buah Nangka, novel Karimunjawa Love Story. Founder komunitas Akademi Menulis Jepara(AMJ).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Novel "Kentut Presiden" Kejamnya Seorang Pemimpin

21 Februari 2019   10:45 Diperbarui: 21 Februari 2019   10:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aaah, aku ngidam kentut bukan sembarang kentut, Mas. Aku ngidam kentut Presiden, Mas!"

Demi memenuhi ngidam sang istri tercinta, Kartika Candra Bagaskara(Akar) kudu berjuang untuk bisa bertemu Presiden dan  meminta kentut Presiden. Berhasilkah Akar bertemu Presiden...., dan memohon membungkus kentutnya? Bagaimana sih bentuk, rupa, dan bau kentut Presiden?

Petualangan, lika-liku perjalanan Akar  agar bersua dan mendapatkan kentut Presiden, tertuang dalam novel Kentut Presiden yang ditulis  Kartika 

Sumber picture Dokpri
Sumber picture Dokpri
Catur Pelita(KCP), penulis asal Jepara, yang sudah menelurkan 700-an cerpen, dimuat di 45 media cetak-lokal-nasional, dan media cetak. Novel Kentut Presiden merupakan bukunya yang ke-3, setelah KCP meluncurkan novel Perjaka(AKoer, 2011), dan kumcer Balada Orang-Orang Tercinta(Pustaka Puitika, Jogjakarta, 2016).

.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun