Jadi sangat jelas, jika konotasi dari sarjana seni dianggap sebagai hobi pribadi dikarenakan tidak ada ruang yang menghubungkan antara dunia kerja dengan jurusan. Jurusan dibuat tidak dibarengi dengan realita di lapangan, sehingga angka pengangguran semakin meningkat dan menjadi beban ke pemerintah. Padahal seharusnya jurusan dibuat sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lapangan, bukan sebaliknya.
Untuk lulusan seni dalam bidang keartisan, menurut pengamatan awam saya tentu masih jarang. Bahkan beberapa artis atau sutradara terkenal saja berasal dari background yang sebenarnya sangat bertolakbelakang dengannya.
Namun apa daya? Jalan rejeki menjadi salah satu kata yang paling sering terdengar. Padahal sejatinya, jalan rejeki bisa diatur jika adanya koorporasi, bukan kompetisi.
Sadar akan hal ini, langkah ISI Jogjakarta patut diacungi jempol. Mereka punya landasan besar mengapa mengambil keputusan tersebut. Selain dari segi "ketakutan statistik" yang menghantui, nama dari Salma Salsabil tentu sudah mengharumkan almamater.
"Weh, lulusan ISI Jogjakarta bisa jadi jebolan Indonesian Idol loh! Kamu mau tidak?" sekilas gambaran pribadi tentang personal branding yang bisa mereka pakai. Kenapa tidak? Wong kesuksesan alumni adalah testimoni kok. Jadi tidak sulit rasanya untuk mem-marketing-kan nama kampus menjadi lebih besar.
Kedua, langkah ini juga mengantisipasi adanya drop out. Loh kok bisa? Dalam dunia keartisan, jam terbang yang tinggi dan padatnya kesibukan bisa menjadi alasan yang paling sering ditemui. Mempadukan antara kuliah sambil bekerja adalah tantangan yang paling berat dan sangat berisiko. Kamu bisa kehilangan keduanya. Multitasking menjadi sebuah pilihan dan bakat bagi mereka yang menguasainya.
Padahal, tidak semua orang bisa mengerjakannya dengan baik. Ada orang yang lebih condong fokus pada single tasking. Atau malah berakhir pada Jack of All Trades. Dia bisa mengerjakan apapun, namun dengan hasil ala kadarnya. Menyedihkan. Kemungkinan tersebut bisa diperparah dengan adanya drop out. Alhasil kegemilangan mahasiswa tersebut tidak bisa tersorot dikarenakan alasan yang klasik.
Salah satunya adalah Madonna. Artis yang terkenal dengan lagu Material Girl ini, meninggalkan beasiswa tari di Universitas Michigan dan mengejar karirnya. Sekarang, ia dikenal sebagai Penyanyi dengan penjualan album terlaris sepanjang masa versi Guinness World Records.
Alycia Keys, John Mayer, Lady Gaga dan bahkan Kanye West adalah sekelompok seniman yang berprestasi yang akhirnya memilih drop out, untuk mengejar karir.
Melalui Salma Salsabil, istilah sarjana seni identik susah mendapatkan pekerjaan atau bekerja salah jurusan pun bisa ternetralisir secara bertahap. Pasalnya nama baik dan hasil ijazah pun dipertaruhkan. Ya masa iya, sudah capek-capek sekolah, akhirnya ijazah hanya formalitas. Padahal Pendidikan itu sangatlah penting.
Dengan adanya Salma Salsabil, diharapkan terbukanya ruang untuk bereksperimen secara mandiri pun terbuka lebar. Penggunaan teori dan implementasi praktek adalah titik yang fundamental, untuk menciptakan lulusan yang kompeten dalam dunia kerja.Â