Media kerap menyulut api dengan judul sensasional yang membingkai korban sebagai subjek kontroversi. Ini memicu netizen untuk "berburu" korban dengan dalih moralitas. Pada kasus Itaewon, beberapa korban selamat dihujani kritik karena dianggap "tidak berbuat cukup" saat tragedi terjadi.
4. Budaya Kompetitif dan Kurangnya Edukasi Emosional
Di Korea, sistem pendidikan yang sangat kompetitif sering mengabaikan pentingnya kesehatan mental dan empati. Akibatnya, banyak orang tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau merespons emosi orang lain secara sehat, yang berujung pada pembulian.
Dampak Pembulian: Ketika Luka Menjadi Terlalu Dalam
1. Korban Berujung Bunuh Diri
Fenomena ini menjadi lebih tragis ketika kita melihat banyak korban pembulian yang akhirnya memilih bunuh diri. Selebriti seperti Sulli dan Goo Hara adalah contoh nyata, tetapi ini juga terjadi pada korban tragedi seperti Itaewon.
2. Normalisasi Kekejaman
Pembulian menjadi hal biasa, bahkan dianggap sebagai "harga yang harus dibayar" untuk tampil di depan publik. Ini menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
3. Trauma Kolektif yang Terabaikan
Masyarakat sering lupa bahwa tragedi seperti Itaewon dan Jeju Air meninggalkan trauma mendalam. Ketika pembulian menambah luka, korban selamat kehilangan kesempatan untuk pulih.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dan Lakukan?