Ketika Anda melihat seorang teman atau kolega yang selalu tampil rapi, disiplin, dengan jadwal yang teratur, dan sering menjadi andalan banyak orang, apa yang terlintas di benak Anda? Mungkin Anda menganggap mereka sebagai simbol kesuksesan atau bahkan sumber inspirasi.Â
Tetapi pernahkah Anda berpikir bahwa di balik semua itu, mereka mungkin sedang bergulat dengan badai emosional yang tak terlihat? Ini adalah realitas yang dihadapi oleh banyak orang dengan high-functioning anxiety.
High-functioning anxiety adalah istilah yang tidak resmi secara medis, tetapi sangat relevan dalam menggambarkan kondisi seseorang yang berfungsi dengan sangat baik dalam pekerjaan atau kehidupan sosial, namun pada saat yang sama terjebak dalam lingkaran kecemasan yang konstan.Â
Mereka adalah tipe orang yang tampak memiliki "semuanya", tetapi di balik layar, mereka mungkin kurang tidur, terus-menerus overthinking, atau merasa tidak pernah cukup.
Mengapa Masalah Ini Tidak Terlihat?
Kondisi ini seringkali tidak disadari oleh lingkungan, bahkan oleh diri penderita sendiri. Salah satu alasannya adalah stigma tentang kecemasan yang identik dengan disfungsi atau ketidakmampuan.Â
Orang dengan high-functioning anxiety berhasil menyembunyikan tanda-tanda kecemasan mereka dengan bekerja lebih keras, menjadi perfeksionis, atau selalu menyibukkan diri.
Sebuah studi dari American Psychological Association menyebutkan bahwa individu dengan kecemasan tinggi cenderung mengembangkan mekanisme koping yang membuat mereka tampak "baik-baik saja".
Hal ini ironis, karena mekanisme tersebut justru memperburuk tekanan mental yang mereka alami. Misalnya, mereka mungkin mengambil terlalu banyak pekerjaan untuk mengalihkan perhatian dari perasaan cemas, yang akhirnya justru memperburuk stres mereka.
Siapa yang Rentan?