Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Blunted Affect: Wajah Datar, Jiwa yang Berjuang

22 November 2024   14:27 Diperbarui: 22 November 2024   22:48 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang dengan Blunted Affect | Aa Dil/Pexels

Kapan Blunted Affect Muncul?

Blunted affect dapat muncul kapan saja selama seseorang mengalami gangguan mental yang mendasarinya. Pada beberapa kasus, gejala ini berkembang perlahan seiring dengan memburuknya kondisi mental mereka.

Sebagai contoh, seseorang yang awalnya ekspresif dan ceria mungkin mulai kehilangan kemampuan untuk menunjukkan emosi setelah mengalami trauma berat atau depresi berkepanjangan.

Di Mana Kondisi Ini Terjadi?

Fenomena ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di rumah, tempat kerja, atau lingkungan sosial. Sayangnya, individu dengan blunted affect sering disalahpahami oleh orang di sekitar mereka. Di kantor, rekan kerja mungkin mengira mereka "tidak peduli." Dalam hubungan, pasangan mereka mungkin merasa kurang dihargai karena tidak mendapatkan respon emosional yang diharapkan.

Mengapa Seseorang Mengalaminya?

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan blunted affect. Gangguan neurotransmitter di otak adalah salah satu penyebab utama. Serotonin dan dopamin, yang berperan besar dalam pengaturan emosi, sering kali terganggu pada individu dengan gangguan mental.

Selain itu, pengalaman trauma yang mendalam juga bisa menjadi pemicu. Otak manusia memiliki mekanisme pertahanan alami yang disebut "emotional numbing," yang bertujuan untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional. Namun, jika proses ini berlangsung terlalu lama, itu bisa berkembang menjadi blunted affect.

Bagaimana Kita Bisa Menyikapinya?

Menghadapi seseorang dengan blunted affect memerlukan pemahaman dan empati. Jangan langsung menyimpulkan bahwa mereka "tidak peduli" atau "tidak mau berusaha." Ingat, mereka bukan memilih untuk menjadi seperti itu.

Jika Anda memiliki teman, anggota keluarga, atau rekan kerja dengan blunted affect, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun