1. Bersabar: Jangan memaksakan mereka untuk menunjukkan emosi. Mereka mungkin membutuhkan waktu dan dukungan untuk membangun kembali kemampuan emosional mereka.
2. Dengarkan tanpa menghakimi: Kadang-kadang, mendengarkan adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
3. Dorong untuk mencari bantuan profesional: Terapis atau psikiater bisa membantu mereka mengatasi kondisi ini dengan terapi dan, jika perlu, obat-obatan.
Apakah Kita Semua Sedikit Punya Blunted Affect?
Mungkin Anda pernah mendengar seseorang berkata, "Aku sudah mati rasa." Pernyataan ini sering muncul saat seseorang merasa lelah secara emosional. Di zaman modern yang penuh tekanan ini, bukankah kita semua pernah merasa seperti itu? Dalam beberapa aspek, kita mungkin telah mengembangkan versi ringan dari blunted affect sebagai mekanisme bertahan.
Namun, beda antara "mati rasa sementara" dan blunted affect yang sebenarnya adalah durasi dan intensitasnya. Jika Anda merasa datar secara emosional dalam waktu yang lama, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan.Â
Blunted affect kadang terlihat seperti orang yang "hemat emosi." Jika emosi adalah uang, mereka seperti sedang menabung untuk sesuatu yang sangat penting. Tapi seperti tabungan, emosi juga perlu dibelanjakan agar kita tidak kehilangan koneksi dengan dunia sekitar.
Blunted affect adalah kondisi yang serius tetapi sering disalahpahami. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka yang mengalaminya. Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tanda ini, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Karena di balik wajah datar itu, ada jiwa yang mungkin sedang berjuang keras.
Kita semua punya peran untuk membantu mereka menemukan kembali senyumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H