Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Fabel: Puyang Harry Mencari Duren

7 Januari 2021   15:16 Diperbarui: 7 Januari 2021   15:27 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ah,sudahhah tak perlu berbasi-basi, beta cuma ingin makan durian" sahut Puyang Harry.

Yai Gaj Ahmad pun bingung, karena di Pantai Timur sudah jarang durian, karena manusia lebih memlih menanam palma dengan buah keras yang tak bisa dimakan, serta pohon yang hanya diambil getahnya itu. 

"Andai aku dapat menawarkan durian terbaik di sini" sahut Yai Gaj dengan muka sedih. " Tapi aku ada usul, kita susuri saja Air Sugihan. Siapa tahu di arah hulu Sungai Musi kita akan mendapatkan duiran terbaik,  ada sebentang hutan asri satu-satunya di negeri ini   Sekalian kita bertandng ke Aya, Penguasa Muara Sungai Musi"sahut Yai Gaj dengan semangat.

Sebenarnya Puyang Harry ragu, tetapi melihat semangat koleganya ia pun melangkah mengikuti temannya. Satahu Puyang Harry, bangsa gajah hanya menjalani rute tertentu. 

"Ah..dasar tua bangka, tampaknya Yai Gaj sudah tak peduli lagi dengan old wisdom semacam itu"gumam Puyang Harry.

Mereka tiba di Muara Sungai Musi yang disambut dengan sekawanan bangau dan dua ekor pesut di tengah Sungai Sembilang, yang tiba-tiba menghilang.  Keluarga pesut memang semakin introvert atas kunjungan siapapun.

Mbah Ayan Muncul, karena sudah tahu keberadaan Puyang Harry dan Yai Gaj Ahmad . Ia pun tahu tujuan kedua koleganya ke tenpatnya  tanpa  perlu mereka  bercerita.

Oh..jika kompasianer ada yang mengira Mbah Aya  dukun para hewan, anda salah. Ia tidak ingin menyangai Denny Darko yang meramal yang ia lihat di youtube.  Kicauan-kicauan burung telah menyampaikan kisah perjalanan epic seekor Harimau dari Bukit Barisan dan Sekor Gajah Pantai Timur untuk mencari durian.

"Sudahlah Lur, jangan berharap banyak lagi masih banyak pohon durian hutan"ucap Mbah Aya saat mereka ngobrol. "Manusia sudah tak peduli lagi denga durian hutan. Mereka lebih peduli menggali tanah sedalam-dalamnya dengan mesin berisik untuk  mendapatkan batu hitam yang rapuh itu" ucap  Mbah Aya.

Puyang Harry pun terduduk lesu, hilang sudah harapan ia menikmati durian. Padahal ia telah membayangkan legitnya rasa durian hutan yang buahnya kecil tetapi harum menggoda itu.

"Ah..padahal sumber daya alam itu cukup untuk dipergunakan oleh seluruh makluk hidup, tetapi tidak pernah cukup untuk satu orang yang serakah" gumam Yai  Gaj Ahmad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun