Meski bukan job desk utamanya, ia juga sering membantu jika perangkat atau sistem di kantornya tidak berjalan. Ia pernah berseloroh bagaimana ia juga menyelesaikan persoalan rekan kerjanya yang tidak dapat mencetak laporan dengan menekan timbol on printer untuk menghidupkan , dan vouila kejaiban terjadi laporan dapat dicetak dengan baik.Â
Ah, semua orang IT pasti paham kondisi demikian, toh. Masalah apapaun terkait dengan komputer selalu emergency dan jika terjadi ganguan sekecil apapun meminta bantuan tim IT hukumnya wajib.
Alasan nya paling utama untuk tidak WFH. Istrinya yang bawel ini ngamukan kalo dia sampe bawa kerjaan ke rumah. WFH jelas akan mengerikan baginya. He he
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dengam buruh pabriknya. Soal jaga jarak mungkin bisa. Tapi dengan interaksi tentu risiko tetap ada. Pabrik tempat ia bekerja berada di Banyuasin, tidak menjalankan PSBB. Tidak termasuk zona merah, hanya Palembang dan Prabumulih yang menjalankan PSBB yang kagetan alias setengah hati karena sebenarnya gak siap. PSBB dijalankan justru saat persiapan new normal, bahkan PSBB yang diperpanjang hingga minggu ini adalah PSBB dengan lebih bebas dari new normal.
Apanya yang baru?Â
Dia tipe gak secuek istrinya yang lokasi aktifitas hanya berjarak 3 KM (tetapi di hari biasa  butuh waktu setengah jam untuk sampe, karena rute yang memutar plus kemacetan).Â
Jarak sekitar 20 KM membuat ia selalu siap bermasker, bersarung tangan dan menggunakan helm yang cukup proper,  selalu mengenakan  jaket. Paling penting ia tidak pernah berboncengan. Ya gimana kondisi motornya gak memungkinkan ia berboncengan. Â
Sepertinya terjadi perubahan di pabriknya adalah kedisiplinan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang menjadi awareness K3. Di lingkungan pabriknya sudah disiapkan sabun dan tempat cuci tangan, disinfektan di ruangan. Tambahan vitamin sepertinya juga diberikan sejak pandemi covid 19 ini.
Soal makan, memang dari dulu ia membawa bekal dari rumah. Yaelah, kok perlu ditegaskan lagi alasan utama adalah keekonomian.
Alasan lainya, di pabrik tempat ia bekerja hanya ada beberapa warung nasi padang yang tidak cocok untuk lambungnya.
Jika sesekali sih tidak masalah. Tetapi jika setiap hari ya kurang sehat juga. Selain itu, porsi makan ia juga sedikit, rasanya terlalu berdosa jika membeli dan membuang sia-sia nasi Padang yang dibeli.Â