Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagi Kerah Biru Semua Tetap Normal Asalkan

25 Juli 2020   02:41 Diperbarui: 25 Juli 2020   02:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palembang menjalankan PSBB pada tanggal 21  Mei 2020, tepat di hari libur kenaikan Isa Al Masih.

Meski tanggal merah, suami saya yang sehari-hari sebagai buruh kerah biru tetap masuk kerja, seiring pembatalan cuti bersama hari jumat.

Ia lebih memilih untuk menukar hari liburnya. Agar jumat ia tetap membantu istri mempersiapkan lebaran.  Ia hanya menjalankan libur lebaran selama 4 hari saja jumat (tukar hari di hari kamis) karena cuti bersama dibatalkan, sabtu (memang hari libur), minggu dan senin (1-2 syawal).  Kalo dihitung libur lebarannya tahun ini cuma 2 hari.  

Di hari selasa 26 Mei, ia sudah kembali beraktifitas seperti biasanya, menjalankan rutinitas kerja di pabrik.

WFH, makhluk apa itu? 

Ia bekerja di Banyuasin, dengan jarak tempuh 45 menit menggunakan motor yang kondisinya gak prima-prima amat, jangan bayangkan jalan yang dilalui sangat mulus.

Sejak pandemi covid 19, suamiku tak pernah tahu apa itu WFH, tak pernah mengenal apa itu pengurangan jam kerja. Dia tidak punya alasan untuk WFH. Meski bidang pekerjaannya bisa dilakukan online ia tetap wajib ngantor setiap hari seperti biasa. 

Selain alasan kepatuhan kerja diukur dari ketepatan hadir sesuai jam kerja, saluran internet kami di rumah kami jelas gak kuat jika harus mengirim file dengan ukuran gede banget itu,  apalagi buat siapin teleconference.

Sejak pandemi sepertinya semakin sering melakukan meeting online. Saya hanya dapat mengatakan sepertinya, karena memang kami berdua memilih tidak pernah membawa urusan kantor di rumah kami.

Bahkan saya yang seringkali berkantor di rumah pun tidak pernah sharing tentang apa yang saya kerjakan dengannya. Sebuah kesepakatan bahwa beban kerja tak perlu meracuni hubungan kami.  

Saya masih bisa bersyukur. Suamiku yang buruh kerah biru itu tidak akan banyak berinteraksi dengan banyak orang. Bidang pekerjaannya memang cocok dengan karakter dia yang super pendiem itu. Masuk ruangan, cek server, buka kotak ajaib, menggambar, kayaknya gitu doang kerjaan dia sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun