Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

5 Langkah Atasi Lapar Mata Kala Puasa

2 Mei 2020   11:09 Diperbarui: 2 Mei 2020   11:36 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Godaan untuk menggunakannya di luar ramadan memang seringkali jadi tantangan tersendiri. ini memang perlu komitmen juga. Diriku sering pake di luar ramadan, misalnya ada berita duka mendadak yang rempong kan kalo ke warung dulu. Jika stok belanja bulanan sudah tidak ada, stok ini yang kupergunakan, dan pastikan diganti saat belanja bulanan.

Stok secukupnya, bukan kalap. 

Belanja di rumahku ada 3 cara, harian, mingguan dan bulanan. Untuk memastikan keperluan pangan sebulan sedikit aman meski hanya kecap, mi instan dan telur, diriku menyediakannya dengan belanja bulanan. Untuk beberapa item pangan terutama beras, keluarga kami belum mampu untuk meninggalkan beras sebagai makanan pokok.  

Keluarga kami juga murni konsumen. Berbeda dengan 3 dekade lalu di mana almarhum ayahku masih mampu menanam ubi, ubi jalar, garut, uwi yang memang tidak menjadi makanan pokok. Tetapi setidaknya mampu mengganjal perut kami yang bocah pemakan segala agar jatah beras 10 kg kami per bulan cukup.  

Lauk dan aneka panganan juga ditunjang dari hasil telur ayam dan bebek. Sayur juga , jika sekadar daun ubi, daun kecipir, kangkung daan katu serta cabe semua ada di halaman rumah kami yang tak seberapa luas itu. Sekarang, diriku jadi generasi instan yang dengan cacing saja takut, apalagi mau mengolah pekarangan. Jadi memastikan ketersediaan beras di rumah kami sekarang sebuah keharusan. 

Memiliki stok pangan pokok di rumah juga meminimalisir kekalapan belanja. Seringkali, kalap belanja itu terjadi karena merasa kekurangan, ada kekuatiran tidak cukup, lebih mendahulukan keinginan dibanding kebutuhan atau lapar mata.  

Jika kita terbiasa memiliki stok yang cukup yang mentalnya sudah kita bangun  sebelum ramadan berlangsung dengan melakukan jimpitan dan saving receh. Tapi di kondisi saat ini pastikan membeli stok bahan pangan hanya sebatas cukup. Boleh jadi uang adalah milik anda. Anda berhak membelanjakannya kapan saja dan untuk apa saja. 

Tetapi, sumberdaya adalah milik masyarakat. Jika tidak mampu membantu memberi pangan  kepada orang yang mebutuhkan, setidaknya jangan mengambil paksa hak orang lain dengan panic buying, menimbun bahan pangan yang belum tentu dipakai dan risiko mubazir, dan mubazir itu temennya syetan. 

Food Preparation adalah Koentji

Jika stok pangan pokok menjadi belanja bulanan, untuk lauk pauk biasanya dipenuhi dengan belanja mingguan dan harian. Masa pandemi covid 19 ini juga menyebabkan meminimalisir sering-sering ke pasar atau warung, jadi semaksimal mungkin kebutuhan sayur dan lauk pauk disediakan dengan belanja mingguan. 

Memang sekarang di Palembang, sudah ada aplikasi belanja kebutuhan harian seperti sayur dan lauk di aplikasi, atau dapat via telpon dengan layanan antar melalui jasa kurir atau ojol. Tetapi memilih sendiri kualitas barang dan belanja pada langganan itu masih menggodaku untuk tetap ke pasar meski sebelum berangkat dan setelah pulang ke rumah seru banget protocol kebersihan yang dijalani buat aku yang emak slebor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun