Meski tidak lebih menjelimet dibandingkan dengan ukiran ragam hias sulur khas Sumatera Selatan yang ada di Ruma Bari. Keluarga besar Bajumi Wahab adalah pecinta travelling dan fotografi. Wujud kecintaan mereka ini juga tergambar jelas pada bangunan ini. Setiap sisi bangunan di setiap titik lokasi terdapat spot foto instragramable.
Tak heran, orang-orang yang kebetulan lewat masjid ini sengaja mampir bukan hanya untuk ibadah, ataupun beristirahat. Tidak sedikit pula yang sengaja mampir untuk mengambil spot foto. Tidak sedikit pula dari berbagai daerah di Sumatera Selatan sengaja datang ke masjid ini menjadikannya sebagai lokasi foto pre wedding. Sama halnya dengan kampus IBA dan Ruma Bari yang juga sering jadi spot foto pre wedding.
Cerita lengkap mengenai Masjid Bajumi Wahab diungkap oleh seorang fine art architect, travelling enthusiast dan pencinta fotografi, Sjahril Bajumi (Cucu Bajumi Wahab) dalam sebuah acara TVRI Sumatera Selatan, Jejak Islami. Penjelasan lebih detil tentang Masjid Bajumi Wahab dapat dilihat pada tayangan berikut ini:
Dua masjid yang mengabadikan nama sepasang suami Istri ini Ida dan Bajumi, wujud cinta suami kepada istri dan wujud cinta anak kepada orang tua dan semoga wujud cinta kepada Maha Pengasih. Semoga memberi manfaat bagi semua umat yang mempergunakannya, semoga menjadi amalan yang tak terputus hingga hari akhir kelak.
Semakin banyak Mushallah di Masa Pandemi
Dalam (QS. At-Taubah [9]: 18). Allah SWT berfirman : “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Saat ini kita memang tengah terhalang untuk mendatangi rumah Allah, bukan dilarang tetapi demi kepentingan kemaslahatan seluruh umat manusia mencegah covid 19 ini.
Allah juga menunjukkan cintanya pada umatNYA dengan memberi kesampatan seluruh keluarga Muslim mendirikan mushallah di rumahnya masing-masing mengagungkan namanya dari rumah dengan shalat berjamaah di rumah, untuk sementara masjid yang megah itu beristirahat , agar kelak rumah-rumah ini juga terbangun di syurga layaknya masjid-masjid yang didirikan. Kita tidak terhalang ke masjid, hanya kita sedang diajak untuk menahan rindu berada di bawah naungan masjid untuk beberapa saat.
Selamat berpuasa, Dunia. Salam Kompal Selalu. Tetap Bahagia.
Ceritaku di bulan ramadan 2020 dapat dibaca di sini.
Tulisan ini dibuat untuk mengenang Sjahril Bajumi yang telah berpulang ke Rahmatullah, 15 April 2020 yang lalu. Orang baik disayang Allah, pulang lebih cepat. Alfatiha.