Istilah Hakim sebagai wakil Tuhan di bumi untuk menegakkan keadilan, tampaknya memicu perilaku banyak orang untuk eigenrichting atau main hakim sendiri.
Main hakim sendiri bukan hanya pada pukul maling sampe bonyok, komentar kita tentang pelaku, korban, keluarga atau apapun yang dikait-kaitkan dengan Reynhard.
"Woi ..Bikcik, ini kan buat jadi pembelajaran"
Ya...muasabah gak ada salahnya memang, tetapi setidaknya kita bisa memilih mana yang sebenarnya untuk muasabah atau sekedar bergosip  efek cerudikan (baca :kepo) atau malah menjadi pelaku teror dan main hakim sendiri.
Pesona Reynhard tampaknya juga membius bangsa ini untuk bahagia main hakim sendiri.
Bikcik, kan gak ada undang-undangnya yang melarang kita komentar terhadap kejadian seperti ini?. Ya kan kembali ke pribadi masing-masing juga. Celotehan ini juga berusaha untuk muasabah. Dan ini tidak hanya berlaku pada  Kasus Reynhard Sinaga semata kok.
Eh... Satu hal yang paling bikin gereget obat bius GHB Â yang dipake si Reynhard ternyata tidak termasuk narkoba di negeri ini, jadi kalo ada yang punya obat itu tuduhannya "hanya" punya obat keras. Apakah harus ada korban baru ada konsnsus memasukkan obat itu sebagai narkoba?. Eh...soal narkoba aku pernah celoteh di Mencapai Bahagia Melalui Korisoprodol
Selamat sore, selamat menyambut week end, tetap bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H