Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Me Time" Kurayakan bersama Palembang Movie Club

31 Maret 2019   13:26 Diperbarui: 31 Maret 2019   13:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari film nasional. Menjadi istimewa ketika jatuh di weekend. Pada awalnya saya berniat untuk merayakannya dengan menonton salah satu film nasional, sendirian. Karena seperti yang saya ceritakan sebelum-sebelumnya nya tidak semua film nasional adalah genre yang digemari anak dan suami saya.

Syukurlah Bimo memberi kabar kepada saya bahwa Palembang Movie Club akan mengadakan movie talk untuk merayakan film nasional.
Palembang Movie Club inilah yang memberi kesempatan saya menonton film Istirahat Kata-Kata karena tidak tayang di bioskop Palembang, hanya satu kali pemutaran atas inisiasi Palembang Movie Club.

Semakin gembira saat tahu film yang dipilih bukan film sembarangan, pada sore hari ditayangan "Focus on Wregas", 4 film Indie karya Wregas Bhanuteja Lemanting, Lembusura, Floating Chopin dan Prenjak. Serta film yang tahun lalu hingga kemarin tak sempat saya tonton, Aruna dan Lidahnya.

Saya tidak sendiri menikmati film ini, ada Kompal lain yang ikut Ubak Posma, Koh Deddy, Mbak Nita dan Yayan.

Dok. WAG Kompal
Dok. WAG Kompal
Yayan adalah kompal yang sering saya ajak ngobrol tentang film, dan kami menyadari betul bahwa film ini akan terasa "membosankan" jika dinikmati sendiri.Saya akan sedikit membahas Focus on Wregas serta Aruna dan Lidahnya.

Saya tidak akan membuat review, pertama karena saya sama sekali tidak mencari info lengkap mengenai film-film ini, kedua karena saya menikmati film ini sebagai me time saya memaknainya sangat subjektif, karena pengalaman yang saya dapat dalam film-film yang ditayangkan PMC malam itu sangat bersentuhan dengan pengalaman pribadi saya.

Suasana nonton bareng (Dok. WAG Kompal )
Suasana nonton bareng (Dok. WAG Kompal )
Saya juga tidak akan meranking film mana yang menjadi favorit atau memberi penilaian, karena sebagai sebuah karya seni selera sebuah film juga tergantung pada alam pikir, imajinasi, pengalaman akan rasa,karsa dan cipta yang tentu akan sulit dibatasi.Saya akan mengurutkannya berdasarkan penanyangannya.

1.Lemantun
Lemantun berjudul asli The "The Third Cupboard" membuat saya kaget ketika saya tahu dari diskusi di Movie Talk film ini dibuat dan dijadikan tugas akhir mahasiswa. Banyak yang mengintepretasikan bahwa lemari sebagai rahim ibu, tempat merasa paling aman.

Apalagi film ini dipertegas bahwa sang Ibu yang membagikan warisan pasca meninggal sang suami kepada anak-anaknya dipastikan membeli lemari setelah melahirkan. Tetapi dialog-dialog berbahasa Jawa antara kakak beradik itu memunculkan dilema tersendiri bagi penontonnya terutama untuk saya yang orangtuanya sudah sepuh, dilema dalam film ini begitu terasa luar biasa.

Salah satu tokoh ini, Mas Tri, anak ketiga (anak tengah) memandang lemaripenyimpan kenangan masa kecil sesungguhnya melalui lemantun dia di dapur, lemari terjelek tidak punya nilai estetika tetapi paling dekat dengan sang Ibu yang aktifitas terbanyak di dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun