MENUNGGU BUS KOTA
Angin berhembus kencang, pohon-pohon melambaikan rantingnya sepanjang jalan, dedaunannya pun riuh seakan mengajak ku untuk tetap berdiri menikmati hawa yang begitu menyejukkan hingga ke relung hati. Aku pun duduk di kursi taman itu, ku bersihkan daun-daun ketapang yang berserakan di kursi taman itu. Saat itu pukul 06 Pagi, Lalu Seorang penjaja koran yang memakai seragam SMP menghampiriku untuk menawarkan koran yang terbit hari ini.
"Permisi om, mau beli koran nya Om edisi hari ini? satu harganya 3.500 rupiah om", bujuk penjual koran itu dengan senyuman.
"Iya dek, om beli yang edisi kompas ya dek 1 saja", jawabku.
Sesekali aku merogoh Smartphone dari kantong celana ku, hanya sekedar mengecek pesan di aplikasi Whatsapp ku.
Lalu ku baca berita koran kompas tentang seseorang perempuan yang mengidap penyakit kanker otak. Dia pun telah divonis dokter bahwasanya hidupnya sisa 4 bulan saja. Setelah itu dia memasuki fase kematian maka setelah menjalani 2 bulan dia memutuskan untuk merubah caranya. Saya pun dibuat penasaran, cara apa yang dia lakukan untuk merubah pola hidupnya, lalu ku buka lembaran koran berikutnya untuk menyembuhkan rasa penasaran ku.
WANITA VIRAL
Dia pengidap kanker otak, di awal dia tidak memiliki rambut sehelaipun, wajahnya pucat. Di dalam pucat wajah nya lalu ia merubah pola makannya yang semula lebih banyak mengonsumsi makanan yang instan sekarang dia mengkonsumsi makanan yang bersifat natural foods. Aktifitas dia dengan membuat menu masakannya sendiri, membeli bahan-bahan dasar berupa sayur-sayuran dan buah-buahan pun direkam oleh dirinya sendiri untuk menarik minat masyarakat digital melalui blog yang ia buat di internet.Â
Tentu saja banyak orang berempati. Ini adalah pendekatan sharing dia sebarkan dan setelah itu kemudian dia mengaku mengalami kemajuan. Waktu 4 bulan itu berlalu dan dia mengaku tambah sehat dan orang melihat wajahnya tampak segar. Dia mengaku berhasil dengan menu masakan yang dia ciptakan sendiri.Â
Dia bikin masakan kemudian dia upload masakan-masakan nya. Dia coba dengan buah-buahan dengan sayuran dan lain sebagainya. Kabar tentang keberhasilan perempuan ini kemudian menyebar luas dan tentu saja memberikan optimisme di kalangan keluarga yang memiliki anak-anak yang menderita kanker otak.
Akhirnya saya pun selesai membaca koran itu dan bergegas berdiri menghampiri bus kota yang sedang berhenti di halte terdekat. Saya pun mendengar suara-suara kekaguman dari segala penjuru di dalam bis yang saya tumpangi. Kekaguman itu berasal dari berita viral tentang perjuangan seorang perempuan menghadapi kanker otak yang ia derita. Dan saya pun bergumam dalam hati, "kebetulan aku baru baca nih ternyata berita viral ini".
Tiba-tiba seorang ibu tua dengan raut wajah optimisme yang duduk di samping saya mengajak saya bicara.
"Nak, ibu punya anak gadis yang sakit kanker otak, sudah beberapa kali kemotherapy, tetapi gak ada kemajuan, mungkin menu masakan natural foods yang lagi viral ini bisa membuat anak ku sembuh".
"Amin. Semoga resep menu masakan itu bisa menyembuhkan anak Ibu dari penyakitnya". Sahut ku dengan  penuh rasa simpati.
Selama perjalanan saya dan Ibu disamping saya bercerita tentang anak nya yang malang itu. Saya mendengarkan dengan penuh rasa simpati di dalam raut wajah saya dan sesekali saya memberikan semangat ke Ibu itu.
Akhirnya, saya pun berpamitan dengan si ibu lalu saya turun dari bis dan berjalan kaki sekitar beberapa meter untuk pergi ke kantor. Kebetulan saya bekerja menjadi wartawan di salah satu media di kota ini.
Sesampai di kantor, teman-teman kerja juga membahas berita viral yang sama di bus yang tadi saya tumpangi. Atasan ku pun menyuruh saya untuk meliput sekaligus wawancara ekslusif dengan perempuan yang sedang viral itu. Saya pun tanpa pikir panjang untuk mengiyakan perintah dari atasan saya, karena saya juga penasaran dengan wanita yang viral tersebut.
Saya pun mencari berita dia dari google, media online, youtube, Instagram untuk bekal mewawancarai dia. Ternyata wanita viral tersebut sudah menjalankan aktifitas blognya selama setahun. Blog tersebut bernama "Hidup Sehat", berisikan cara meracik masakan-masakan utuh tanpa bumbu dan juga obat-obat herbal.Â
Dari sekian banyak informasi, ini informasi yang mengejutkan. Informasi itu adalah bahwasanya Banyak orang-orang yang menjadi partisipan dengan cara memberi tahu kepada keluarga-keluarga yang telah menderita. Hubungi Wanita viral itu dan mereka semua menghubungi dan akhirnya kemudian masuklah ke tahap berikutnya Wanita Viral itu bisa melakukan monetizing, monetisasi. Caranya bagaimana dia mulai membuat buku.Â
Daripada repot-repot tiap orang dia jawab satu persatu ini bukunya ini menu masakan. Disponsori oleh lembaga-lembaga terkenal Apple termasuk di dalamnya kemudian juga diterbitkan oleh Penguin Books dari Inggris dan dia bisa mendapatkan kurang lebih 1 atau setengah sampai 1 juta dolar hanya dalam tempo 1 tahun dan itu menghasilkan cukup banyak uang dan dia kemudian menjadi wellness guru dikenal sebagai wellness guru. Satu kesimpulan dari informasi tersebut, dia, wanita viral itu, yang berjuang melawan penyakit kanker otak itu menjadi "Kaya Raya".
WAWANCARA
Hari minggu sore, tanggal merah di kalender hanya sebagai perbedaan warna saja tanpa ada perbedaan dari aktifitas-aktifitas di hari biasanya, tetap kerja. Ya begitulah kerja wartawan, tetap bekerja walaupun kebanyakan profesi lainnya berakhir pekan dengan merefreshing seluruh anggota tubuh untuk menyiapkan hari-hari berikutnya agar tetap fit dalam mengais rezeki.Â
Berbeda denganku, tetap fokus kerja mengejar deadline dan wanita viral itu hanya bisa di wawancarai pada hari minggu saja. Maklumlah, wanita viral itu banyak panggilan untuk menjadi bintang tamu dalam mengisi acara motivasi, acara masak-masak dan lain sebagainya berkaitan dengan acara on air.
Sudah 1 jam lebih saya menunggu di tempat kediamannya, akhirnya dia baru saja pulang dari acara on air, lalu menyalami saya dan mempersilahkan saya masuk di ruang tamunya.
Wartawan : "Selamat Sore Bu".
Wanita Viral : "iya selamat sore juga Pak".
Wartawan : "kedatangan saya disini seperti yang ada di WA yang ku kirim kan ke ibu, ingin mewawancarai ibu terkait perjuangan Ibu melawan Kanker".
Wanita Viral : "iya silahkan pak." Â Dengan raut wajah yang mulai sedih.
Wartawan : "Pertama-tama, bagaimana ibu mengetahui bahwa ibu terkena penyakit tersebut ?
Wanita Viral : "Yaa ehm apa saya bisa mengetahui ada penyakitnya itu, aku kan kontrol ke
dokter di rumah sakit X dulunya di
rumah sakit Y dia masih ehm
maksudnya stadium I jadi suruh dokter
dari rumah sakit Y dikasih rujuk ke
dokter rumah sakit X sampai waktu itu
udah stadium III. Lalu saya divonis oleh dokter, waktu hidupku cuma 4 bulan".
Wartawan : "Pandangan ibu terhadap penyakit
kanker otak itu seperti apa?"
Wanita Viral : "Yaa sangat sedih sekali, stress,
pengennya berontak gitu, pengennya
menjerit tapi apa boleh buat, itu uda
nasib saya. Harus aku sekarang
semangat pengen hidup gitu jadi saya
tetap semangat."
Wartawan : "apa yang membuat Ibu tetap berjuang untuk hidup, padahal ibu sudah divonis dokter, tinggal 4 bulan saja masa hidup Ibu?"
Wanita viral : "Saya percaya takdir itu di tangan Tuhan, yang membuat saya mati itu bukan dokter tapi Tuhan. Jadi saya selalu berusaha, menjalankan pola hidup sehat dan  mencoba untuk meracik sendiri masakan-masakan dari bahan alami yang menyehatkan."
Wartawan : "oow begitu Bu, belajar dari mana Bu bisa meracik makanan-makanan sehat untuk dikonsumsi ? Apalagi bisa menyembuhkan penyakit kanker otak Ibu."
Wanita viral : "dari internet, buku-buku masakan."
Wartawan : "oiya Bu, Ibu sudah menjadi inspirasi bagi penderita kanker otak. Kalo boleh tahu keuntungan Ibu dalam setahun penjualan Buku "Hidup Sehat" online maupun offline berapa ?"
Wanita Viral : "1 juta dollar."
Wartawan : "haaahhhh", sambil tersentak saya dibuatnya.
Wanita Viral : "tetapi itu sebanding dengan perjuangan saya untuk melawan kanker otak." Sambil mengusapkan air mata yg mulai menetes di pipinya
Wartawan : "Saya mulai curiga." Gumam ku dalam hati.
CURIGA
Wawancara pun berjalan 2 jam an, di dalam wawancara itu, wanita Viral itu "sebentar-sebentar menangis dan omongannya terbata-bata" setiap kali dilontarkan pertanyaan yang menantang. Ia bilang ia sangat bersemangat menghindari gluten, krim dan kopi, namun tidak benar-benar memahami bagaimana sebetulnya kanker itu menyerang tubuh.Â
Begitu juga ditanya mengenai dokternya, rumah sakitnya dan catatan medisnya, rumah sakitnya wanita viral ini selalu menolak selalu menolak menjelaskannya.Â
Kecurigaan ku tambah besar ketika saya mendapatkan kabar dari ketua panitia kegiatan peduli kanker bahwasanya di acara yang sudah digelar beberapa minggu yang lalu, dia tidak menepati janjinya untuk menyumbangkan 70 persen dari penjualan buku online maupun offlinenya dalam satu minggu kepada yayasan kanker nasional yang hasil sumbangannya untuk penderita kanker yang tidak mampu membayar operasinya.
Akhirnya saya menginformasikan ke atasan saya, bahwasanya dia telah berbohong. Dan harus disebarkan ke publik, agar mereka masyarakat sadar telah dibohongi oleh wanita viral ini.
KETAHUAN
Media-media pun mengatakan bahwa saja wanita viral itu adalah seorang penipu ulung. Karena desakan media-media nasional yang memojokkan namanya, akhirnya dia mengaku, bahwasanya dia tidak pernah memiliki riwayat penyakit kanker otak. Tetapi kita semua sudah terlalu mempercayainya. Akhirnya terbongkarlah dan masyarakat mengetahuinya bahwa wanita viral ini tidak memiliki riwayat penyakit Kanker Otak. Resep nya ditarik oleh penerbit Penguin pada bulan Maret dan aplikasinya telah dihapus oleh Apple dari App store, toko online miliknya pun juga dihapus.
PEMBELAJARAN
Secara khusus, pembelajaran bagi kita sebagai masyarakat, bahwa jangan percaya begitu saja dengan mereka yang menasehati kita untuk tidak memakan berbagai jenis makanan. Cari pendapat dan informasi dari sumber terercaya dan hubungi dokter terlebih dahulu.
Secara umum, Penulis ingin bahwa kita sebagai manusia yang hidup di era teknologi seperti saat ini, harus dapat menyeleksi informasi yang bersifat persuasif atau ajakan, kalau itu baik ya kita terima, kalau itu tidak baik ya kita menolak nya atau membuat tandingan yang persuasif dalam hal mengajak kebaikkan untuk melawan ketidak baik kan tersebut. Jangan sampai kita cepat terbawa arus informasi, kita harus selektif, siapa tahu informasi tersebut hoaks dan negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H