Mohon tunggu...
Moses Sitepu
Moses Sitepu Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karo dan Agenda Bataknisasi

26 Juni 2016   19:05 Diperbarui: 17 Juli 2016   08:58 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mejuah-juah (Salam),

Karo

Mengenai suku Karo, diantaranya antara lain:

1. Suku Karo ada bukan hanya karena pertalian darah tapi utamanya adalah karena kesepakatan bersama (Para Ahli Adat Karo).

2. Buku: 'Sangkep Nggeluh', karya Kol (Pur) Sempa Sitepu. Asal usul orang Karo dari India, dari nenek moyang orang Karo bernama 'Karo'.

3. Cerita yang beredar bahwa di masyarakat Karo, bahwa suku Karo berasal dari India Selatan (Tamil) dan Tiongkok (Yunan).

4. Buku: 'Pustaka Kembaren', Bahwa Sembiring Kembaren, Sinulaki, Keloko dan Sinupayung berasal dari Pagaruyung (Sumatera Selatan).

5. Penemuan Arkeolog di Loyang Mandale (Aceh Tengah) ternyata suku Karo dan suku Gayo (Propinsi Aceh) adalah serumpun.

6. Dari hasil test DNA orang Karo ditemukan bahwa DNA utama adalah: 1. Negrito (suku bangsa di Pasifik), 2. India (Tamil) dan 3. Mongoloid (Cina-Mongol).

7. Buku:'Karo Dari Jaman ke Jaman, karya Brahma Putra Brahmana'. Kerajaan Haru (Sumatera Timur, Sebagian Aceh, Sebagian Riau, Selat Malaka, Malaka dan Johor (Malaysia kini) adalah cikal bakal suku Karo.

8. Penuturan dari orang tua Karo kepada Penulis.

9. Pembicaraan Penulis dengan beberapa orang Batak.

10. Tulisan-tulisan benar tentang Karo di internet (di tulis oleh orang Karo sendiri).

11. Penulisan-penulisan yang keliru dan mengada-ngada dari orang Batak di Internet (Tulisan orang Batak yang bukan merupakan Karo karena mereka menulis tentang Karo tetapi sebenarnya Batak yang mereka bicarakan).

12. Mailling List 'Tanahkaro.com'.

13. Group Facebook 'Jamburta Merga SIlima'.

14, Website 'Sora Sirulo', sebuah harian Karo.

15. Website 'Sipayo', sebuah harian Karo.

16. Group Facebook 'Karo bukan Batak' (versi Karo karena mereka juga buat nama yang sama sebagai tandingan.

17. Dan lainnya

Agenda Bataknisasi

Di pulau Sumatera (Perca) tepatnya Propinsi Sumatera Utara ada sebuah suku Besar dan pernah sangat di segani, yakni suku Karo. Dan ada juga suku lainnya, diantaranya: Melayu Deli, Pak-pak, Simalungun, Batak, Mandailing dan Nias. 

Semua suku adalah berdiri sendiri. Artinya suku Batak bukan Karo, suku Karo bukan Batak dan begitu juga hubungannya dengan suku-suku lainnnya.

W. Hutagalung seorang Antropol Belanda mengarang sebuah buku dimana dikatakanya bahwa Karo adalah Batak dan keturunan siraja batak dari langit. Itu tidak benar sama sekali dan mengada-ngada. 

Sebelumnya Jerman telah mengkristenkan orang Toba sekaligus membatakkannya hal itu bisa terlihat dari nama gerejanya HKBP (Gereja Batak).

Buku karangan W. Hutagalung ini menjadi referensi bagi hampir semua orang Batak menyatakan bahwa Karo adalah Batak dan mengganti nama suku Karo yang telah ribuan tahun menjadi Batak Karo. Akibat hal diatas diantaranya:

1. Orang Karo bingung, sedih dan marah karena telah terjadi agenda Bataknisasi.

2. Ada orang Karo mau saja dibilang Batak Karo karena orang Batak mengatakan begitu pada mereka (sungguh sesama kami orang Karo telah terjadi sedikit perbedaan pendapat) hal tersebut sering juga dibuat orang Batak karena alasan Kristen.

3. Orang Batak tidak akan senang jika ada orang Karo tidak mau disebut sebagai Batak Karo bahkan mereka biasanya membenci kami orag Karo.

4. Semua orang Batak mengatakan kepada siapapun bahwa Karo adalah Batak Karo, akibatnya kami orang Karo harus capek melawan propaganda mereka (orang Batak) dan kami kesulitan karena mereka lebih-kurang populasinya 5 kali dari populasi Karo.

5. Orang batak selalu mengganti apa yang ada di Karo dengan apa yang ada di Batak. Hal ini misalnya: Mejuah-juah menjadi Manjua-jua, SIlih menjadi Silae (Sile), Penatapen menjadi Panatapan, Tanjung Merawa menjadi Tanjung Morawa, Perangin-angin menjadi Parangin-angin, penyebutan Sitepu tidak pernah benar dan banyak lagi...

6. Dan lainnya.

Dusta dan Fitnah Orang Batak Terhadap Karo

Banyak dusta dan fitnah orang Batak terhadap Karo, diantaranya:

1. Orang Karo menikam dari belakang tetapi orang Batak menikam dari depan--->orang Bataklah yang menikam dari belakang dan kami tidak begitu.

2. Orang Karo banyak guna-gunanya, padahal sebaliknya orang Bataklah yang banyak guna-gunanya. Hal tersebut saya ketahui dari pembicaraan dengan banyak orang tua Karo (dari pengalaman mereka sama orang Batak).

3. Orang Karo makan orang, padahal orang Bataklah yang makan orang (dulunya) dan pendeta dari Amerika juga mereka makan.

4. Suku Karo adalah suku terasing, membuat kami sangat geram. Disatu sisi mereka ingin menjadian kami Batak tapi disi yang lain mereka benar-benar menikam kami.

5. Semua kebanggan orang Karo di klaim oleh orang Batak, diantaranya: Kerajaan terbesar di Indonesia yaitu Haru mereka klaim, pendiri kota Medan mereka klaim, perang terlama dan terhebat di Indonesia yaitu Perang Sunggal juga mereka klaim, mereka ingin membatakkan Karo melalui pendirian patung Sisingamangaraja di Tahura (Karo) tapi syukur kami cepat bertindak dan akibatnya bupati Karo waktu itu kena tampar Mayor (purn) Selamat Ginting, seorang pahlawan dari Karo, Letjend (Purn) Jamin Ginting yang menumpas pemberontakan Batak terhadap NKRI mereka katakan penghianat padahal merekalah yang berkhianat, mereka selalu menggunakan bahasa Batak ke orang Karo, sesuai yang membuat kami heran, dan banyak lagi...

6. Mereka mengolok-olok orang Karo, misalnya dengan mengatakan: Dison maradian ijenda parkir, sesuai yang sama sekali kami tidak mengerti apa maksudnya dan banyak lagi

7. Dan banyak lagi yang lainnya...

Pandangan orang Karo Terhadap Orang Batak.

1. Dulunya orang Karo menyebut orang Batak sebagai Tebba (Teba).

2. Prinsip Pernikahan Orang Karo: Orang Karo harus menikah sesama Karo (Karo) dan kalau tidak ada dengan yang sama dengan Karo (sifat Karo) tapi jangan pernah sama Batak (Tebba).

3. Orang Batak adalah Type Asak-asak Lembu. Di kasih kepala minta hati.

4. Dan lainnya...

Bujur (Terima Kasih),

Penulis



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun