Semua suku adalah berdiri sendiri. Artinya suku Batak bukan Karo, suku Karo bukan Batak dan begitu juga hubungannya dengan suku-suku lainnnya.
W. Hutagalung seorang Antropol Belanda mengarang sebuah buku dimana dikatakanya bahwa Karo adalah Batak dan keturunan siraja batak dari langit. Itu tidak benar sama sekali dan mengada-ngada.Â
Sebelumnya Jerman telah mengkristenkan orang Toba sekaligus membatakkannya hal itu bisa terlihat dari nama gerejanya HKBP (Gereja Batak).
Buku karangan W. Hutagalung ini menjadi referensi bagi hampir semua orang Batak menyatakan bahwa Karo adalah Batak dan mengganti nama suku Karo yang telah ribuan tahun menjadi Batak Karo. Akibat hal diatas diantaranya:
1. Orang Karo bingung, sedih dan marah karena telah terjadi agenda Bataknisasi.
2. Ada orang Karo mau saja dibilang Batak Karo karena orang Batak mengatakan begitu pada mereka (sungguh sesama kami orang Karo telah terjadi sedikit perbedaan pendapat) hal tersebut sering juga dibuat orang Batak karena alasan Kristen.
3. Orang Batak tidak akan senang jika ada orang Karo tidak mau disebut sebagai Batak Karo bahkan mereka biasanya membenci kami orag Karo.
4. Semua orang Batak mengatakan kepada siapapun bahwa Karo adalah Batak Karo, akibatnya kami orang Karo harus capek melawan propaganda mereka (orang Batak) dan kami kesulitan karena mereka lebih-kurang populasinya 5 kali dari populasi Karo.
5. Orang batak selalu mengganti apa yang ada di Karo dengan apa yang ada di Batak. Hal ini misalnya: Mejuah-juah menjadi Manjua-jua, SIlih menjadi Silae (Sile), Penatapen menjadi Panatapan, Tanjung Merawa menjadi Tanjung Morawa, Perangin-angin menjadi Parangin-angin, penyebutan Sitepu tidak pernah benar dan banyak lagi...
6. Dan lainnya.
Dusta dan Fitnah Orang Batak Terhadap Karo