Mohon tunggu...
Karmila
Karmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya Karmila, adalah seorang lulusan pendidikan setingkat SMA yang sedang menempuh pendidikan di sebuah Universitas. Uin Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Mutu: Kaoru Ishikawa Pencetus Konsep Fishbone Diagram

27 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 27 Maret 2024   13:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaoru Ishikawa juga menekankan pentingnya penggunaan tujuh perkakas kualitas, yaitu control chart, run chart, histogram, scatter diagram, Pareto chart dan flowchart. Ishikawa percaya akan pentingnya dukungan dan kualitas kepemimpinan dari manajemen atas. Karena tanpa dukungan dari pimpinan, program apapun bisa dipastikan akan gagal. Ishikawa menekankan bahwa untuk menggali seluruh potensi kesuksesan perusahaan, komitmen dari seluruh hirarki perusahaan sangat dibutuhkan.

Disamping pemikriannya sendiri, Ishikawa juga memperkaya metodenya dengan mengadopsi berbagai metode yang dicetuskan oleh quality guru yang lain, seperti Deming dan siklus PDCA-nya. Dari model Plan-Do-Check-Act Deming, Ishikawa melakukan pengembangan lebih jauh:

1. Plan (Perencanaan): Langkah pertama dalam siklus PDCA adalah merencanakan atau merancang sebuah tindakan. Ini melibatkan mengidentifikasi masalah atau peluang perbaikan, menetapkan tujuan, mengumpulkan data yang relevan, dan merumuskan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Do (Melakukan): Langkah kedua melibatkan pelaksanaan rencana yang telah dirancang pada langkah perencanaan. Ini mencakup menerapkan solusi atau perubahan yang direncanakan, mengumpulkan data selama pelaksanaan, dan memonitor proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.
3. Check (Memeriksa): Setelah melakukan langkah-langkah yang direncanakan, langkah berikutnya adalah memeriksa atau mengevaluasi hasilnya. Ini melibatkan membandingkan hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis data yang dikumpulkan selama pelaksanaan, dan mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah diambil.
4. Act (Bertindak/Tindakan Korektif): Langkah terakhir adalah bertindak atau mengambil tindakan berdasarkan hasil evaluasi pada langkah sebelumnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa tujuan belum tercapai atau ada potensi perbaikan lebih lanjut, langkah ini melibatkan merancang dan menerapkan tindakan korektif atau perbaikan yang sesuai.

Dalam konteks Total Quality Control (TQC), Ishikawa menekankan pentingnya siklus PDCA sebagai pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas. Ia menganjurkan agar organisasi menggunakan siklus PDCA secara terus-menerus dalam upaya mereka untuk meningkatkan proses, produk, dan layanan mereka. Dengan memperkenalkan PDCA ke dalam pendekatan TQC, Ishikawa membantu memastikan bahwa perbaikan terus menerus dan peningkatan kualitas menjadi bagian integral dari budaya organisasi.

Implementasi konsep mutu Kaoru Ishikawa dalam peningkatan mutu Pendidikan

Konsep mutu yang digagas Kaoru Ishikawa ini dapat diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan, Peningkatan mutu output pendidikan melalui quality control; dan Dasar penyusunan strategi peningkatan mutu pendidikan berbasis cause and effect. 

a. Peningkatan mutu output pendidikan melalui Quality Control

Mutu pendidikan terdiri dari dua kata yakni mutu dan pendidikan. Dalam bahasa Inggris "quality" artinya mutu, kualitas. Secara istilah mutu adalah tingkat kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi standar yang telah ditetapkan. 

Dalam konteks pendidikan, quality control adalah suatu usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengendalikan laju atau jalannya mutu sesuai dengan kemampuan masing-masing lembaga pendidikan. Dalam mengontrol mutu kita juga harus melakukan kendali mutu. Kontrol mutu pendidikan dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (plan, do, check, action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan mutu pendidikan (education quality).Pengembangan Ishikawa terhadap konsep PDCA dengan enam langkahnya tersebut dapat menjadi alternative manajemen yang dapat dilaksanakan untuk quality control. Setiap langkah yang dikembangkan Ishikawa dapat dilaksanakan secara sistematis dan benar oleh lembaga pendidikan. Dengan demikian, mutu output pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

b.  Dasar penyusunan strategi peningkatan mutu pendidikan berbasis cause and effect.

Teknik analisa untuk mengidentifikasi sebab akibat dari permasalahan melalui diagram Ishikawa. Diagram Ishikawa atau Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram merupakan teknik untuk memetakkan seluruh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah pada hasil yang diinginkan. Adapun tujuan dari diagram Ishikawa adalah untuk mendata seluruh faktor yang mempengaruhi mutu dari sebuah proses dan untuk memetakan inter-relasi antar faktor-faktor  Ishikawa menuturkan bahwa Cause and Effect Diagram digunakan tidak hanya untuk masalah QC akan tetapi dapat diterapkan untuk solusi dari masalah apa pun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil; karena tindakan harus diambil terhadap penyebabnya, jika kita tidak tahu hubungan antara sebab dan akibat dari suatu masalah, maka tidak akan dapat mengambil tindakan apa pun untuk menyelesaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun