Ternyata isteri harus opname, dan akan dilakukan pemeriksaan Laboratorium, Ronsen dan Injeksi untuk menurunkan panas tubuh 39,5°C. Aku menunggu di luar,  sementara isteri dirawat di kamar UGD sekian lamanya semakin gelisah, strook sudah kebayang di depan mata. Jam 17.00 aku bersama anak dan cucu perempuanku dipanggil oleh dokter, dijelaskan dengan sangat rinci dari hasil lab dan ronsen.Â
Dokter muda nan cantik menjelaskan hasil ronsen dengan sinar khusus dan hasil lab yg intinya sbb:
- Sel darah putih, leucosit meningkat 2½ x krn ada infeksi.
- Kadar Gula Darah meninggi 232, Â seharusnya dibawah 200.
- Paru paru kurang bersih ada titik titik flek tentu sudah berlangsung lama akibat terpapar asap rokok.
- Jantung membengkak. Ini tidak mungkin terjadi tiba tiba, pasti sudah lama.
- Garam Elektolit menurun, Â akibatnya tubuh lemas.
- Tangan kanan tidak bisa digerakkan, tetapi hasil ronsen tidak menunjuklan adanya gangguan.
Sesudah memperikan penjelasan secara detil menurut kemampuannya yang seumur umur baru sekarang dokter mau menjelaskan secara detil dan memberikan kesempatan utk bertanya. Kemudian aku ajukan beberapa pertanyaan:
- Melihat leucosit dmkn tingginya krn infeksi, dari mana infeksi tersebut, Â dokter agak kebingungan karena memang tak ada yg terluka dan tidak ada yang sakit, hanya panas tubuh yg meninggi disertai lemas. Krn itu perlu observasi lebih lanjut.
- Kalau GD tinggi aku tidak menanyakan karena isteri beberapa hari belakangan minum es manis, makan buah rambutan dan sarapan bubur ayam hampir tiap hari.
- Paru paru aku juga tak menanyakan kenapa, karena dirumah tak ada perokok, tidak membuat aku risau.
- Jantung bengkak atau membesar, terus aku tanyakan, logikanya kalau jantung membesar tentu akan menekan paru2 pasti nafasnya sesak, tetapi isteti tidak pernah mengeluh nafasnya sesak.Â
Juga bilang dokter jantung membesar akibat TD tinggi, nyatanya TD isteri normal 120/80 dari dulu. Dokter juga heran bagaimana bisa terjadi. Ini akan dikonsultasikan dengan dokter ahli jantung.
- Garam elektrolit menurun ini yang menyebabkan tubuh lemas, aku tidak bertanya karena sudah dilakukan infus
- Tangan tidak bisa digerakkan, tetapi hasil ronsen tidak ada kelainan. Ini akan konsultadi dengan dokter Internist.
Akhirnya isteri masuk kamar jam 23.00 dalam keadaan kurang sadar, Â aku nunggu hampir 8 jam tentu sangat kelah. Isteri dikasih oksigen dan infus utk menambah garam elektrolit dan utk melawan infeksi.Â
Kemudian aku pulang utk rehat dengan pikiran yg tak menentu, penuh tanda tanya, isteri yang fisiknya demikian kuat harus terkapar karena panas tubuh yang tinggi, padahal dua hari lalu masih mengingatkan bahayanya ulat bulu sambil menonton TV. Itulah peribahasa mujur tak dapat diraih, malangpun tak dapat ditolak.
Bisa dibayangkan, Alhamdulillahisteri hampir 43 tahun tak pernah sakit dalam arti masuk RS opnam sekarang keadaannya mengkhawatirkan. Tentu aku panik.
Minggu 14/1/2018 setiap pulang dari mesjid aku selalu mampir bezuk di RSUD karena letak masjid bersebelahan dengan RSUD Kembangan. Keadaan isteri masih blm ada perubahan hanya suhu tubuh sdh normal kembali, rasa mual krn pengaruh antibiotika utk mengatasi infeksi yang blm ketahuan dari mana datangnya.
Senin 15/1/2017, sepulang dari sholat subuh aku bezuk isteri, yang kini sudah dapat mengeluh merasakan sakit pada siku tangan kanan. Saat aku lihat di sekitar siku kanan bengkaj dan bercak merah kalau diraba sakit, kemudian aku bilang sama isteri, bercak merah dan  bengkak ini sepertinya terkena ulat.Â
Pasti ulat bulu daun rambutan di bawah pohon mangga mungkin di hari kamis atau jumat pagi saat membuang sampah sebelum diangkut oleh petugas sampah. Mungkin isteri tak menyadari saat terkena ulat itu, karena tak mengenali bagaimana rasanya terkena bulu ulat dan saat itu badan rasa kurang enak karena gangguan makanan pedas.
Menurutku ini yang menyebabkan tangan tak dapat digerakkan alias lumpuh, menjalar ke jantung dan menyebabkan infeksi sehingga leucosit naik tinggi sekali, 2,5 kali.