Saat main ke pasar kaget yang ada hanya di hari Minggu. Anak-anak senang memberi saat bertemu pemulung yang terlihat beda menurut mereka, penyapu jalan, yang berdagang tapi sepi pembeli, pernah juga memberi seorang bapak tua penjual mainan tidur di emperan toko karena rumah yang jauh, dan sebagainya.Â
Mereka tidak akan memberi untuk peminta-minta yang masih muda dengan alasan mereka masih bisa bekerja. Pernah ada peminta-minta setelah berlalu mereka berkomentar harusnya peminta-minta itu bisa bekerja membabat rumput mungkin maksudnya tukang kebun kalau laki-laki, atau bisa membantu orang mencuci atau membersihkan rumah kalau perempuan. Selalu begitu kalau ada peminta-minta apalagi masih muda mereka tidak respek karena menurut mereka para peminta itu masih bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Ciri yang bisa saya tandai anak-anak saya akan menghampiri lalu memberi sedekah di jalan dengan syarat mereka adalah pejuang bagi keluarga dan pejuang menaklukan kesulitan hidup. Orang-orang yang diberi sedekah adalah orang yang tidak berpangku tangan, usia bukan jadi halangan untuk bekerja, kriteria bekerja dan sudah tua pasti yang jadi sasaran anak-anak saya.
Kalau saya tanya kenapa mereka suka memberi orang-orang yang membutuhkan terutama saat di jalan mereka pernah menjawab senang melihat wajah bahagia saat diberi sedekah dan memang benar kalau saya melihat senyum orang yang diberi sedekah anak-anak saya melihat senyum yang bahagia dan tulus. Di wajah mereka yang tersenyum kita bisa melihat surga. Pantas saja anak-anak saya suka melakukannya.
Sekarang anak-anak saya sudah besar dan saya tidak tahu apakah anak-anak masih melakukan kebaikan seperti saat mereka kecil. Doa saya semoga pelajaran sedekah di jalan yang mereka berikan pada saya saat mereka kecil juga memberikan pelajaran dan kebaikan untuk diri mereka. Harapan saya setiap kebaikan yang mereka punya tidak akan hilang tetap dilakukan karena sejatinya kebaikan diberikan bukan untuk orang lain tetapi untuk diri sendiri.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 14 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H