1. Â Peraturan diperlukan sebagai batasan agar seseorang menjadi seimbang.
Manusia agar bahagia harus seimbang antara jasmani, pikiran dan rohani. Peraturan bisa membentuk kesimbangan karena memberikan batasan.
Keseimbangan terbentuk jika dilakukan dengan konsisten. Peraturan ditegakkan, diberitahu berulang-ulang, jelaskan  bagaimana kalau mematuhi dan melanggar peraturan, disiplin dalam menerapkan peraturan, diterapkan dengan niat kasih sayang agar anak menjadi lebih baik.
2. Menyiapkan anak agar bisa belajar memperbaiki jika berbuat kesalahan.
Setiap manusia pasti berbuat salah, tidak ada seorangpun yang tidak berbuat salah selain yang dijaga kesalahannya seperti Nabi dan Rasul.
Saat siswa/anak berbuat salah sebenarnya adalah sarana pembelajaran dalam hidup. Jadi saat berbuat salah maka harus bisa memperbaikinya.
Caranya awal perbaikan adalah mengakui bahwa sudah berbuat salah, akan sulit memperbaiki kesalahan kalau merasa tidak salah.
Setelah mengakui berbuat kesalahan langkah selanjutnya adalah meminta maaf dan yang terpenting berjanji tidak akan mengulangi.
Yang sering sulit itu kalau orang tua tidak mengijinkan anaknya bersalah di depan umum. Mereka membela habis-habisan apapun yang dilakukan anaknya, sehingga jangankan anak berjanji tidak mengulangi kesalahan, tahapan  mengakui bahwa dia bersalah pun anak tidak melaluinya.
Sebagai orang tua harus memberikan kesempatan kepada anak bahwa saat anak berbuat salah biarkan dia belajar menghadapi untuk memperbaiki kesalahan agar bisa jadi manusia yang lebih baik.
3. Menyiapkan anak agar bisa berdiri di atas kakinya sendiri.