NAMA : Karenina Monoarfa
NPM : 230908257
1. Analisis Teori Integrasi Informasi Pada Baliho
(mohon maaf jika kualitasnya buruk karena hp saya kemarin di servis jadi hanya pakai android).
Teori yang menurut saya cocok untuk dianalisis berdasarkan baliho diatas adalah Teori Integrasi Informasi, karena baliho tersebut berupa ajakan untuk mendaftar program studi Bisnis Digital dengan memanfaatkan sertifikat UTBK, serta penekanan pada akreditasi "Baik Sekali" dan biaya kuliah yang terjangkau.Â
Teori Integrasi Informasi yang digunakan dalam analisis baliho ini pertama kali dikembangkan oleh William McGuire (1969), yang menjelaskan bagaimana individu mengolah, menerima, dan mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur kognitif mereka. McGuire berfokus pada bagaimana proses komunikasi mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen, yang sangat relevan dengan bagaimana baliho ini dirancang untuk memengaruhi calon mahasiswa (McGuire, 1969).
Analisis yang membagi tahapan proses integrasi informasi menjadi Perhatian (Attention), Pemahaman (Comprehension), Penerimaan (Acceptance), dan Integrasi (Integration)Â merujuk pada konsep-konsep dasar yang terdapat dalam teori Integrasi Informasi yang pertama kali dikembangkan oleh William McGuire (1969).
Informasi yang Disampaikan:
 Informasi baru: UTDI menawarkan program studi Bisnis Digital dengan akreditasi "Baik Sekali", penerimaan mahasiswa baru menggunakan sertifikat UTBK, dan biaya kuliah yang terjangkau. Informasi yang sudah ada: Calon mahasiswa mungkin sudah memiliki informasi tentang perguruan tinggi lain, kriteria pemilihan perguruan tinggi, atau tren industri digital.
PerhatianÂ
Pada tahap ini, baliho UTDI didesain untuk menarik perhatian calon mahasiswa yang melintas. Visual yang menarik dan pesan singkat yang jelas adalah kunci untuk menarik perhatian pertama kali. Warna yang mencolok, tipografi yang jelas, serta elemen desain yang menarik (misalnya gambar mahasiswa yang sukses atau gambar ilustratif yang berkaitan dengan bidang bisnis digital) akan membantu membuat baliho tersebut mencolok di tengah keramaian.
Faktor penting:
- Penggunaan warna dan gambar yang sesuai dengan psikologi warna (misalnya biru yang memberikan kesan profesional dan tepercaya, atau hijau untuk kesan kesegaran dan kemudahan).
- Desain yang clean dan tidak membingungkan, agar calon mahasiswa langsung mengerti pesan utama tanpa harus memusatkan perhatian terlalu lama.
PemahamanÂ
Informasi yang disampaikan dalam baliho dirancang untuk mudah dipahami. Pesan tentang program studi Bisnis Digital, akreditasi "Baik Sekali", dan biaya kuliah yang terjangkau disampaikan secara langsung dan jelas.
Pada tahap ini, calon mahasiswa akan memproses informasi baru tersebut dengan menyandingkan dengan pengetahuan atau informasi yang sudah mereka miliki tentang perguruan tinggi dan pendidikan tinggi pada umumnya. Pesan yang mudah dipahami memungkinkan mereka untuk segera membuat koneksi dengan apa yang mereka butuhkan atau harapkan.
Faktor penting:
- Penjelasan yang tidak bertele-tele dan langsung ke poin utama (contoh: "Akreditasi: Baik Sekali" atau "Biaya Kuliah Terjangkau").
- Simbol-simbol visual yang mewakili konsep-konsep tersebut, seperti ikon atau badge untuk akreditasi, atau gambar terkait biaya yang terjangkau.
Penerimaan
Baliho ini dirancang agar calon mahasiswa merasa informasi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, calon mahasiswa mungkin mencari program yang relevan dengan tren industri digital, atau mereka menginginkan kemudahan dalam penerimaan mahasiswa baru, seperti menggunakan sertifikat UTBK.
Penerimaan tergantung pada seberapa baik baliho dapat menggugah perasaan positif calon mahasiswa mengenai UTDI. Baliho ini sudah menyentuh beberapa elemen yang relevan dengan audiens target, yaitu calon mahasiswa yang ingin berkarir di bidang digital dan mencari pendidikan yang terjangkau namun berkualitas.
Faktor penting:
- Penekanan pada hal-hal yang menjadi prioritas calon mahasiswa, seperti program yang relevan dengan perkembangan industri digital, biaya terjangkau, dan kemudahan akses melalui UTBK.
IntegrasiÂ
Setelah calon mahasiswa menerima informasi, mereka akan mengintegrasikannya dengan informasi yang sudah mereka miliki sebelumnya. Informasi baru ini akan membentuk sikap atau keyakinan mereka terhadap UTDI dan program studi Bisnis Digital.
Pada tahap ini, calon mahasiswa membandingkan baliho dengan persepsi mereka terhadap perguruan tinggi lain, biaya kuliah, kualitas pendidikan, atau program yang ditawarkan. Jika informasi yang ada dalam baliho cocok dengan harapan atau kebutuhan mereka, maka mereka akan mengintegrasikan informasi tersebut dan membentuk sikap positif terhadap UTDI.
Faktor penting:
- Pembentukan sikap yang positif akan terjadi bila informasi dalam baliho mengisi kekosongan yang ada dalam pengetahuan mereka (misalnya, mereka mungkin belum mengetahui tentang UTDI atau program Bisnis Digital, dan baliho ini memberikan informasi baru yang berguna dan relevan).
Elemen Persuasif dalam Baliho
- Kredibilitas
- Akreditasi "Baik Sekali" memberikan pesan kuat tentang kualitas program studi tersebut. Akreditasi seringkali menjadi indikator kualitas pendidikan yang tinggi, yang meningkatkan kredibilitas UTDI di mata calon mahasiswa. Akreditasi ini menjawab pertanyaan calon mahasiswa tentang standar pendidikan yang akan mereka dapatkan.
- Daya Tarik
- Penekanan pada biaya kuliah yang terjangkau dan kemudahan penerimaan dengan UTBK menjadi faktor yang sangat menarik bagi calon mahasiswa yang mungkin mencari pendidikan dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan perguruan tinggi lainnya. Ini juga menjadi nilai tambah bagi mereka yang sudah memiliki sertifikat UTBK, karena mereka tidak perlu mengikuti tes masuk lagi.
- Emosi
- Pesan yang disampaikan dalam baliho membawa nuansa optimisme dan kepercayaan diri. Dengan menggambarkan potensi kesuksesan dalam dunia bisnis digital, baliho ini membangkitkan perasaan positif calon mahasiswa tentang masa depan mereka. Ini bisa memotivasi mereka untuk mengambil langkah mendaftar di UTDI.
2. Â Teori dan konsep kampanye dan propagandaÂ
Baliho ini merupakan materi kampanye politik dari seorang calon anggota legislatif (caleg), yang menonjolkan partai (Gerindra) dan kandidat tertentu, dengan slogan yang berbunyi "Membangun Harmoni Melayani dengan Hati" serta ajakan langsung kepada pemilih untuk "Coblos No. 2". Analisisnya dapat dilakukan berdasarkan teori kampanye politik dan propaganda sebagai berikut:Â
Tujuan Kampanye: Kampanye politik ini dirancang untuk menarik perhatian masyarakat secara luas, membangun citra positif kandidat, dan memotivasi pemilih untuk mengambil tindakan spesifik, yaitu memberikan suara pada hari pemilu. Fokus utamanya adalah menciptakan hubungan emosional antara kandidat dan masyarakat melalui komunikasi yang efektif.
Pesan Utama: Pesan dalam baliho ini menonjolkan aspek layanan dan harmoni, yang menggambarkan kandidat sebagai individu yang peduli terhadap masyarakat. Slogan "Melayani dengan Hati" digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai emosional, moral, dan aspirasi yang dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Visualisasi: Baliho menampilkan gambar kandidat dengan pakaian formal seperti jas untuk memberikan kesan profesional dan  kredibel dan gamnbar presiden kita saat ini (Prabowo dan Gibran) serta elemen tambahan, seperti logo khas Gerindra, memperkuat afiliasi partai. Komposisi visual ini dirancang untuk menonjolkan kandidat sebagai sosok yang dapat dipercaya dan mewakili aspirasi masyarakat.
Ajakan Spesifik: Kalimat "Coblos No. 2" menjadi inti dari ajakan pada baliho, yang dirancang sederhana namun efektif agar mudah diingat oleh pemilih saat berada di bilik suara. Pesan ini bersifat langsung dan tegas untuk mendorong tindakan konkret pada hari pemilihan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam analisis baliho kampanye politik ini, seperti Bandwagon Effect, Glittering Generalities, Appeal to Authority, dan Simplifikasi Pesan, merupakan konsep yang berasal dari teori-teori komunikasi massa, kampanye politik, dan propaganda.
 TEKNIK yang digunakan dalam kampanye baliho jika dikaitkan dengan baliho yang saya lampirkan:
Bandwagon Effect
Teknik ini digunakan untuk menciptakan kesan bahwa kandidat atau ide tertentu adalah bagian dari kelompok besar yang populer dan didukung banyak orang. Dengan mencantumkan slogan nasionalis seperti "Indonesia Maju" dan atribut partai, baliho mencoba menggiring persepsi bahwa kandidat ini berada di jalur yang sudah dipercaya banyak orang dan menjadi bagian dari gerakan besar untuk kemajuan bangsa. Hal ini mendorong pemilih untuk merasa bahwa dengan mendukung kandidat, mereka juga menjadi bagian dari kelompok tersebut.Glittering Generalities
Teknik ini melibatkan penggunaan kata-kata atau istilah yang positif, menggugah emosi, dan membangkitkan harapan, tetapi memiliki makna yang ambigu atau tidak spesifik. Dalam baliho ini, istilah seperti "Harmoni," "Melayani," dan "Hati" menciptakan citra positif tentang kandidat tanpa menjelaskan bagaimana nilai-nilai ini akan diterapkan secara konkret dalam kebijakan atau tindakan nyata.Appeal to Authority
Teknik ini memanfaatkan simbol-simbol otoritas atau kepercayaan untuk meningkatkan kredibilitas kandidat. Dalam baliho, simbol partai seperti logo khas Gerindra dan wajah kedua Presiden dan pakaian formal kandidat (jas) Â digunakan untuk memproyeksikan kesan profesionalisme, nasionalisme, dan kepercayaan, sehingga pemilih merasa kandidat layak dipercaya untuk memimpin.Simplifikasi Pesan
Teknik ini bertujuan menyampaikan pesan kampanye secara sederhana dan langsung agar mudah dipahami dan diingat oleh pemilih. Dalam baliho, ajakan "Coblos No. 2" adalah contoh pesan yang sangat singkat dan jelas, fokus pada tindakan spesifik yang diharapkan (memilih kandidat), tanpa mempersulit dengan penjelasan panjang lebar mengenai program kerja atau visi-misi yang kompleks.
Kampanye digunakan untuk menyampaikan citra kandidat dan partai dengan pendekatan visual dan slogan yang positif. Sementara itu, unsur propaganda terlihat pada upaya membangun asosiasi emosional (nilai-nilai harmoni, hati, nasionalisme) tanpa memberikan detail konkret, yang tujuannya adalah memengaruhi persepsi pemilih.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Benoit, W. L. (1999). Campaign Discourse: The Role of Persuasion in Electioneering. Communication Monographs, 66(2), 170-190.
Jowett, G. S., & O'Donnell, V. (2012). Propaganda & Persuasion (5th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications. Â
Lazarsfeld, P. F., & Katz, E. (1955). Personal Influence: The Part Played by People in the Flow of Mass Communications. Glencoe, IL: Free Press.
McGuire, W. J. (1969). The nature of attitudes and attitude change. In G. Lindzey & E. Aronson (Eds.), The handbook of social psychology (pp. 136-314). Reading, MA: Addison-Wesley.Â
Swanson, D. L., & Mancini, P. (1996). Politics, Media, and Modern Democracy: An International Study of Innovations in Electoral Campaigning and Their Consequences.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H