Teknik-teknik yang digunakan dalam analisis baliho kampanye politik ini, seperti Bandwagon Effect, Glittering Generalities, Appeal to Authority, dan Simplifikasi Pesan, merupakan konsep yang berasal dari teori-teori komunikasi massa, kampanye politik, dan propaganda.
 TEKNIK yang digunakan dalam kampanye baliho jika dikaitkan dengan baliho yang saya lampirkan:
Bandwagon Effect
Teknik ini digunakan untuk menciptakan kesan bahwa kandidat atau ide tertentu adalah bagian dari kelompok besar yang populer dan didukung banyak orang. Dengan mencantumkan slogan nasionalis seperti "Indonesia Maju" dan atribut partai, baliho mencoba menggiring persepsi bahwa kandidat ini berada di jalur yang sudah dipercaya banyak orang dan menjadi bagian dari gerakan besar untuk kemajuan bangsa. Hal ini mendorong pemilih untuk merasa bahwa dengan mendukung kandidat, mereka juga menjadi bagian dari kelompok tersebut.Glittering Generalities
Teknik ini melibatkan penggunaan kata-kata atau istilah yang positif, menggugah emosi, dan membangkitkan harapan, tetapi memiliki makna yang ambigu atau tidak spesifik. Dalam baliho ini, istilah seperti "Harmoni," "Melayani," dan "Hati" menciptakan citra positif tentang kandidat tanpa menjelaskan bagaimana nilai-nilai ini akan diterapkan secara konkret dalam kebijakan atau tindakan nyata.Appeal to Authority
Teknik ini memanfaatkan simbol-simbol otoritas atau kepercayaan untuk meningkatkan kredibilitas kandidat. Dalam baliho, simbol partai seperti logo khas Gerindra dan wajah kedua Presiden dan pakaian formal kandidat (jas) Â digunakan untuk memproyeksikan kesan profesionalisme, nasionalisme, dan kepercayaan, sehingga pemilih merasa kandidat layak dipercaya untuk memimpin.Simplifikasi Pesan
Teknik ini bertujuan menyampaikan pesan kampanye secara sederhana dan langsung agar mudah dipahami dan diingat oleh pemilih. Dalam baliho, ajakan "Coblos No. 2" adalah contoh pesan yang sangat singkat dan jelas, fokus pada tindakan spesifik yang diharapkan (memilih kandidat), tanpa mempersulit dengan penjelasan panjang lebar mengenai program kerja atau visi-misi yang kompleks.
Kampanye digunakan untuk menyampaikan citra kandidat dan partai dengan pendekatan visual dan slogan yang positif. Sementara itu, unsur propaganda terlihat pada upaya membangun asosiasi emosional (nilai-nilai harmoni, hati, nasionalisme) tanpa memberikan detail konkret, yang tujuannya adalah memengaruhi persepsi pemilih.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Benoit, W. L. (1999). Campaign Discourse: The Role of Persuasion in Electioneering. Communication Monographs, 66(2), 170-190.
Jowett, G. S., & O'Donnell, V. (2012). Propaganda & Persuasion (5th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications. Â
Lazarsfeld, P. F., & Katz, E. (1955). Personal Influence: The Part Played by People in the Flow of Mass Communications. Glencoe, IL: Free Press.