Namun kekayaan dari keanekaragaman ini justru mampu dikemas oleh Indonesia dalam bingkai persatuan nation-state bernama NKRI dan ASEAN. Apalagi jika gagasan Indo-Pasifik sukses dijalankan maka model ini akan menjadi teladan terbaik tentang kemakmuran kawasan dan peningkatan hubungan regional antar negara.
Kekuatan modalitas dalam merekatkan keaneragaman perbedaan inilah yang bisa digunakan oleh Indonesia di pentas global untuk mengkampanyekan perdamaian. Indonesia harus menegaskan bahwa perdamaian harus dibangun dengan nilai-nilai tradisi, norma agama dan konsep nation-state yang sukses dikembangkan Indonesia sendiri.
Ketika negara-negara maju sedang ramai menganggarkan peningkatan anggaran militer maka sudah seharusnya Indonesia menganggarkan peningkatan anggaran sosial-kebudayaan untuk mengembangkan perdamaian secara global.
Pendidikan perdamaian ala Indonesia harus menjadi kampanye Indonesia di pentas global. Nilai-nilai yang dimiliki Indonesia yang merekatkan perbedaan perlu menjadi bahan-bahan yang sangat berharga untuk mengajari masyarakat global tentang kehidupan dan perdamaian. Â
Indonesia tidak perlu "tergiur" dengan kecanggihan senjata dan modernisasi alutista negara-negara maju, karena hal itu bukan menyemai kemakmuran dan keindahan hidup. Justru mereka akan menebar konflik semakin panjang dan tak teruraikan. Â Â
Masyarakat global tidak membutuhkan sanis yang canggih, alih-alih digunakan untuk peperangan dan melanggengkan konflik. Yang dibutuhkan masyarakat global adalah adanya persaudaraan antar bangsa yang tidak memandang perbedaan ras, agama, tradisi, kepercayaan, dan warna kulit. Dan potensi dalam bidang "persaudaraan" ini adalah Indonesia yang paling baik.
Berangkat dari hal itulah peranan Indonesia sangat penting dalam mencegah peperangan yang mungkin terjadi pasca covid-19 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H