Inti cerita adalah betapa malangnya nasib sang pedagang ketika dia berhasil memiliki seluruh kekayaan yang diimpikannya, ternyata dia tidak bisa menikmati kebahagiaan hidup sama sekali, bahkan dia tidak menikmati kebahagiaan hidup bersama anak dan istri yang begitu mencintai dirinya.
Mungkin kisah ini hampir mirip dengan cerita jawa klasik AJISAKA dan Prabu DEWATA CENGKAR (dengan versi cerita yang lain) ketika dengan pongah dan congkaknya sang Dewata Cengkar akan memberikan hadiah sebidang tanah kepada Ajisaka jika bisa memenuhi keinginannya. Ajisaka menyanggunpinya dan hanya meminta tanah selebar ikat kepalanya. Dan ketika melebarkan ikat kepalanya, ternyata ikat kepala itu terus melebar sampai seluruh kerajaan Prabu Dewata Cengkar habis terlalap oleh ikat kepala Ajisaka. Dewata Cengkar mati karena kepongahan dan kecongkannya.
Pelajaran yang bisa dipetik. Â Semoga kita bisa selalu bersyukur atas segala nikmat yang ada dan selalu tawakal dan tabah ketika sedang datang musibah.
Semoga bermanfaat. Amin.
Salam
M. Kuncara Budi Santosa
Pemimpin KAP. M. Kuncara Budi Santosa, SE, Ak, MM, CA, CPA
Telp. 087838900901
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H