Misi ad extra tampak dalam ciri khas Kapusin, yakni pergi ke tempat orang tidak mau pergi.[34] Yesus yang mengutus para rasul untuk mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia menjadi dasar misi para Kapusin. Hidup dalam kedinaan dan pengembaraan mendorong kegiatan misioner Gereja untuk pewartaan Injil dan kedatangan Kerajaan Allah. Dengan itu, saudara Kapusin diajarkan untuk setia pada keyakinan bahwa misi atau kerasulan yang utama adalah menghayati Injil di tengah dunia dengan benar, sederhana, dan gembira.[35]
Sejak berdirinya, sudah sangat tampak bahwa Ordo Saudara-saudara Dina adalah ordo pembaharu. Pembaruan yang dimaksud adalah membaktikan diri pada pertobatan injili dan tapa menurut Anggaran Dasar dan Konstitusi, dan sejauh diilhami oleh Allah, agar misteri Paska Kristus hari demi hari semakin hidup dalam diri setiap saudara. Pada hakikatnya, Kapusin selalu terbuka membarui dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan zaman. Kapusin harus siap dengan segala perubahan pada masa yang mendatang, dan menyerahkan diri pada penyelenggaraan ilahi.[36]Â
PenutupÂ
Ternyata, sinodalitas sebagai ciri khas Gereja diwujudkan dalam persaudaraan yang dibentuk oleh St. Fransiskus Assisi. Bapa Serafik menghayati 'berjalan bersama' sebagai corak pengikut Kristus. Ciri khas ini tampak dalam kapitel. Dengan ilham Roh Kudus, persaudaraan dina berusaha mengimplementasikan buah-buah sinodalitas dengan bersekutu, berbicara bersama, mengadakan evaluasi, dan saling meneguhkan sebagai saudara. Intinya, sikap saling mendengarkan selalu ditekankan. Sikap saling mendengarkan menjadi wujud kasih dalam persaudaraan.
Sebagai ordo pertama, Fraternitas Kapusin juga mewujudkan buah-buah sinodalitas. Buah sinodalitas diaplikasikan dalam fraternitas dan di luar fraternitas. Kapusin yang bersekutu tampak dalam konkretisasi karisma kapusin (persaudaraan, kedinaan, kontemplasi, misi, dan pembaruan) dalam karya pelayanan. Dengan demikian, Kapusin yang bersekutu dalam cinta kasih menjadi partisipasi dan misi Kapusin dalam bersinodalitas (berjalan bersama) sebagai murid-murid Kristus. Â
BIBLIOGRAFI
Dokumen Persiapan Sinode Para Uskup. Synod 2021 2023 for a Synodal Church: Communion, Participation, and Mission. Vatikan: Libreria Editrice Vaticana, 2021.
https://press.vatican.va/content/salastampa/en/bollettino/pubblico/2023/06/20/230620e.html
Kisah Ketiga Sahabat. Riwayat Hidup St. Fransiskus dari Assisi. Diterjemahkan oleh Cletus Groenen. Jakarta: SEKAFI, 2000.
Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici, 1983). Diterjemahkan oleh Sekretariat Konferensi Waligereja Indonesia. Jakarta: KWI-Grafika Mardi Yuana, 2016.
Kongregasi untuk Tarekat Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, Bersukacitalah: Surat Edaran kepada Para Anggota Lembaga Hidup Bakti, Pesan dari Ajaran Paus Fransiskus (dokumen I), diterjemahkan oleh F. X. Adisusanto dan Bernadeta Harini Tri Prasasti (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, 2015.