Mohon tunggu...
Nofrendi Sihaloho
Nofrendi Sihaloho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Santo Thomas, Sumatera Utara

Hobi saya membaca buku-buku rohani dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelisik Sinodalitas dalam Fraternitas Kapusin

3 April 2024   10:35 Diperbarui: 3 April 2024   10:36 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tujuan 

Sinode bertujuan untuk menyediakan kesempatan kepada umat Allah untuk mendiskresikan bersama-sama perjalanan untuk bertumbuh secara otentik menuju persekutuan dan misi dengan partisipasi aktif seluruh umat. Sinode juga bertujuan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kabaikan Gereja universal, antara lain, memelihara keutuhan dan perkembangan iman dan moral, menjaga disiplin gerejawi, dan menyangkut karya pelayanan Gereja.[10]    

Wujud Sinodalitas dalam Fraternitas Kapusin

Setelah memaparkan pengertian, dasar, dan tujuan sinode, berikut dibahas wujud sinodalitas dalam Fraternitas Kapusin. Sebagai bagian integral dari Gereja, Kapusin menghidupi sinodalitas dalam menghayati karismanya seturut teladan St. Fransiskus Assisi.

Persaudaraan Cinta: Panggilan untuk Hidup Bersama

Pola hidup Fransiskus Assisi berdasar pada Injil. Bersama dua orang pengikutnya yang pertama, Bernardus Quintivalle dan Petrus Catani, St. Fransiskus Assisi pergi ke Gereja St. Nikolaus dan membuka Kitab Suci tiga kali secara acak, dan mereka menemukan kutipan injil: "Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang miskin (Mat 19:21)". Untuk kedua kalinya, mereka membuka Kitab Suci dan menemukan kutipan injil: "Jangan membawa apapun dalam perjalanan (Luk 9:3)". Untuk ketiga kalinya, mereka menemukan kutipan Injil: "Barangsiapa ingin menjadi pengikut-Ku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya, lalu mengikut Aku (Mat 16:24)". Kemudian, St. Fransiskus mengatakan bahwa itulah cara hidupnya dan saudara-saudaranya.[11] 

Bagi St. Fransiskus, kesatuan Allah Tritunggal merupakan model persaudaraan, karena dalam ikatan cinta trinitaris itu ditemukan kesatuan cinta yang sempurna. St. Fransiskus sendiri selalu menyebut keesaan dan ketigaan, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Misalnya, dalam pembukaan Anggaran Dasar tanpa Bulla dikatakan: "Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Inilah cara hidup menurut Injil Yesus Kristus...".[12]

Persaudaraan adalah ciri khas komunitas religius yang didirikan oleh St. Fransiskus Assisi. Ia tidak menginginkan sebuah komunitas sebagaimana lembaga monastik yang tua. Dia tidak ingin dipanggil sebagai rahib, abbas, atau prior. Namun, persaudaraan cinta menjadi keinginan St. Fransiskus. Dalam persaudaraan cinta terdapat kerendahan hati, kasih, kegembiraan, saling peduli, dan saling melayani.[13] 

St. Fransiskus Assisi menekankan cinta fraternal. Wujud sinodalitas dihayati ketika setiap saudara bertemu dan berkumpul kembali setelah melakukan perjalanan kerasulan atau mengemis. Ini menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan, membangun sikap santun, memperbaiki sikap egois, dan memulihkan hilangnya roh persaudaraan. Dengan itu, setiap saudara dina belajar menerima saudara lain sebagai anugerah Allah.[14]

Atas dasar cinta fraternal, St. Fransiskus pada awalnya tampak tidak terlalu hierarkis, sekalipun struktur hierarkis diperlukan dalam sebuah perkumpulan. Baginya, hidup dihayati dengan cara mengabdi. Dalam pengabdian ada sikap saling mencintai dan saling melayani. Sikap hamba sangat ditekankan dalam mengikuti Kristus, sebab Kristus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mat 20:28). Karena itu, St. Fransiskus menyebut penanggungjawab dalam persaudaraannya sebagai minister (Latin, pelayan).[15]

Kapitel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun