Mohon tunggu...
Kanzi Pratama Artananda Naufal
Kanzi Pratama Artananda Naufal Mohon Tunggu... Lainnya - Salam hangat.

Hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Migrasi Tenaga Kerja Beserta Perlindungan Sosialnya

15 Februari 2022   19:00 Diperbarui: 15 Februari 2022   19:02 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prinsip dasar pandangan sosialisme adalah keadilan dan equality dalam masayarakat dengan otoritas negara yang sangat powerful. Selama masyarakat memerlukan fungsi negara, maka selama itu terjadi perencanaan terpusat atau dapat disebut monopoli yang dalam hal ini diartikan etatisme. 

Gagasan utama Marx adalah lebih banyak mengarah pada upaya meruntuhkan kapitalisme kepada migran dan ketidakadilannya atas teralienasinya kelompok migran yang digunakan sebagai alat produksi dari masyarakat. Bagi Marx para kapitalis dapat mengakumulasikan kekayaan dari hak-hak migran dengan upaya migran yang menjual jasa kepada pasar tenaga kerja. 

Akibatnya, terjadi eksploitasi yang menyebabkan migran tidak memiliki pilihan kecuali untuk bekerja kepada para kapitalis dengan upah dan jaminan kerja yang tidak penuh. Berapapun nilai yang diberikan oleh kapitalis pasti diambil oleh para migran bahkan pada beberapa kasus hak-hak migran sama sekali tidak diberikan.

Bagi kapitalis cara untuk merespon kemajuan teknologi adalah dengan menanamkan modal bangunan dan mesin. Saat modal menumpuk, maka tingkat pendapatan menurun sehingga ancaman terhadap kapitalis semakin tinggi. 

Bagi kaum migran, terjadi alienasi dari masyarakat akibat spesialisasi pekerjaan dan kontrol produksi yang ketat dari kapitalis. 

Realitas secara teoritis tidak dapat membuktikan teori nilai lebih baik dalam empirik maupun teoritis matematis. Jika memperhitungkan merginal produktivitas migran syarat utama adalah pemberian upah sesuai keterampilan dan pekerjaannya.

Dalam perkembangannya, teori neomarxist menyatakan bahwa pemerasan terhadap tenaga kerja dan dialektikanya merupakan faktor dinamika dalam perkembangan masyarakat yang berkaitan dengan perjuangan kelas. Perjuangan kelas yang mengandung dimensi internasional menjelaskan perjuangan melawan kapitalisme yang bervolusi menjadi imperialisme. 

Menurut Paul Baran tidak terdapat harapan untuk mengejar kemajuan, tetapi terdapat harapan untuk mengubah keadaan melalui revolusi bersenjata dari negara-negara terbelakang guna membuka jalan menuju masa depan yang cerah. Gunder Frank berpendapat jika terjadi ketergantungan yang tinggi antara negara terbelakang (peri-peri) terhadap negara maju dan menimbulkan ketidakadilan bagi negara terbelakang. 

Dampak ekonomi internasional terhadap pembangunan negara berkembang terdapat tiga pandangan yang dapat menggambarkannya. 

Pertama, Mrydal dalam Asian Drama menjelaskan kebobrokan Asia, dimana salah satunya disebabkan oleh backwash dari hubungan dengan negara maju. 

Kedua, Prebish menekankan hubungan pusat dan pinggir yaitu kesenjangan pendapatan yang semakin jauh, pengangguran yang meningkat, neraca pembayaran yang tidak menguntungkan dan nilai tukar yang terus melemah. Ketiga, Singer mempermasalahkan ekspor dan impor negara berkembang yang sangat inelastis, namun di negara maju adalah kebalikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun