Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Dalam Kaya atau Miskin: Ekonomi Pernikahan dan Perjanjian Pranikah

14 Oktober 2023   18:42 Diperbarui: 19 Oktober 2023   02:00 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjanjian pranikah atau prenuptial agreement. (Sumber: SHUTTERSTOCK/FIZKES via kompas.com)

Lalu apa artinya jika suatu pasangan memutuskan untuk menikah? Setiap orang pasti memiliki definisi pernikahan masing-masing. 

Namun, berbagai arti tersebut pasti tidak akan jatuh jauh dari kata penyatuan; bisa jadi penyatuan hati, penyatuan insan, penyatuan keluarga, dan lain-lain. 

Secara ekonomis, pasangan yang menikah akan membentuk suatu rumah tangga yang menjadi satu unit pelaku ekonomi dengan dua peran, yaitu pelaku produksi dan pelaku konsumsi. Karena sudah terbentuk menjadi satu unit, tentu saja terjadi penyatuan, yaitu penyatuan sumber daya.

Lantas, apakah dari segi ekonomi, pernikahan atau penyatuan sumber daya ini merupakan sesuatu yang menguntungkan? Jawabannya adalah iya! 

Pernyataan ini dibuktikan oleh riset oleh Jay Zagorsky dalam laporannya yang berjudul Marriage and Divorce's Impact on Wealth. 

Dalam studi yang mempelajari individu berusia 20-40 tahun, ditemukan bahwa responden yang memiliki status menikah memiliki kekayaan hampir sebesar dua kali lipat lebih besar daripada responden berstatus lajang. Selain itu, kekayaan bersih responden yang menikah sekitar 14% setiap tahunnya.

Hal tersebut dapat dijelaskan oleh beberapa teori ekonomi. Pertama, hal ini dapat dijelaskan melalui teori Economies of Scale atau Skala Ekonomi. Konsep Skala Ekonomi adalah penghematan biaya yang terjadi ketika skala produksi meningkat. 

Aplikasinya dalam hubungan pernikahan, sebagai contoh, adalah pengeluaran sehari-hari yang ditanggung per individu dalam pernikahan akan menjadi semakin kecil karena pembagian barang-barang milik bersama, jika dibandingkan dengan biaya per individu yang memiliki barang mereka masing-masing. 

Kedua,  fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori Division of Labor atau Pembagian Tugas. Pembagian Tugas ini memungkinkan eksploitasi keunggulan komparatif dan meningkatkan skala keuntungan. 

Contohnya dalam pernikahan, tugas mencari nafkah di luar rumah dan mengurus pekerjaan rumah dapat dibagi sesuai keunggulan masing-masing suami atau istri. 

Hal ini memungkinkan pasangan, secara bersama-sama, menyelesaikan pekerjaan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan orang-orang yang secara individu harus menyelesaikan semua pekerjaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun