Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Antithesis sebagai Formula Pembangunan Negara Maju

13 Januari 2023   20:14 Diperbarui: 21 Januari 2023   18:30 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ada sistem yang dapat memastikan berjalannya hal tersebut?

Mengenal Konsep Antitesis dalam Konteks Kepemimpinan dan Indonesia

Teori dan konsep antitesis berangkat dari pemikiran seorang ahli yang bernama GW Friedrich Hegel. Hegel menuliskan bahwa sejarah berkembang secara dialektis, dengan fase tesis, antitesis, dan sintesis yang berurutan. 

Antitesa kepemimpinan itu sendiri adalah perbedaan dan kebaruan dalam kepemimpinan.

Namun, konsep antitesis ini seringkali disalah artikan, dan maka dari itu harus bisa dipahami bahwa antitesis yang dibicarakan di dalam konteks teori dialektika, bukan semata-mata sebuah pernyataan pertentangan terhadap pemimpin tertentu. 

Relasi tesis-antitesis-sintesis yang digagas oleh Hegel adalah relasi internal yang dihubungkan bersama untuk menjelaskan dan menyelesaikan kontradiksi internal dari hubungan itu sendiri.

Setiap tesis selalu menawarkan kontradiksi dalam dirinya, siapa pun dan sehebat apa pun orang itu, yang kemudian melahirkan kontradiksi. Kontradiksi dalam dialektika Hegelian ini tidak muncul di luar tesis tetapi justru di dalamnya. 

Dialektika Hegel ingin mengajarkan kita untuk melihat realitas sebagai sebuah proses yang berhubungan erat dengan logika negasi. Tetapi negasi sebenarnya adalah antitesis, yang kemudian melampaui tesis dan antitesis sebelumnya.

Sejarah kepemimpinan Indonesia yang berganti dari periode ke periode, hampir bisa dikatakan semuanya berangkat dari teori antitesis, dimana ada calon presiden untuk menggantikan presiden sebelumnya. 

Lalu, kita bisa melihat bagaimana setiap pemimpin baru Indonesia memiliki gaya memimpin yang berbeda, tetapi yang paling krusial adalah memiliki fokus kebijakan yang berbeda dengan sebelumnya.

Kita akan langsung mulai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selama 10 tahun memimpin, bapak SBY memiliki berbagai prestasi dalam memajukan perekonomian Indonesia, dan prestasi tersebut dibuktikan ketika ia berhasil membawa Indonesia ke dalam kelompok 20 ekonomi terbesar di dunia atau G20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun