Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pernikahan Dini: Happily Ever After?

7 Januari 2023   19:53 Diperbarui: 15 Januari 2023   02:00 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik 1. Persentase pernikahan dini menurut kuartil konsumsi (IFLS, 2014)

Peraturan perundang-undangan yang melarang perkawinan anak adalah awal yang baik, tetapi alangkah lebih efektif bila dilengkapi dengan kebijakan yang membantu keluarga mendorong anaknya mengutamakan pendidikan daripada menikah. Insentif keuangan untuk menunda pernikahan dini juga bisa menjadi solusi.  

Kesadaran masyarakat yang lebih besar akan konsekuensi dan biaya dalam jangka panjang dalam pernikahan dini juga merupakan komponen utama dan perlu upaya bersama untuk mengubah norma-norma budaya dalam masyarakat.

Diulas oleh: Ebenezer Mesotuho Harefa | Ilmu Ekonomi 2021 | Staff Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2022

Referensi:

Consequences of child marriage in Indonesia. MAMPU. (2020, August 12). Retrieved December 20, 2022, from http://mampu.bappenas.go.id/en/knowledge/research/consequences-of-child-marriage-in-indonesia-research-by-mampu-and-university-of-melbourne/

Consequences of child marriage: Evidence from Indonesia. World Bank. (n.d.). Retrieved December 20, 2022, from https://www.worldbank.org/en/events/2021/11/05/consequences-of-child-marriage-evidence-from-indonesia

Does education level matter in women's risk of early marriage?: Case study in rural area in Indonesia. (2021). Medico-Legal Update. https://doi.org/10.37506/mlu.v21i1.2273

Greater gender inequalities in early marriage, lower gender equality in secondary education. (2017). https://doi.org/10.1787/9789264281318-graph13-en

Hidayana, I. M. (2020, July 21). Factors influencing child marriage, teenage pregnancy and female genital mutilation/circumcision in Lombok Barat and Sukabumi districts, Indonesia. KIT Royal Tropical Institute. Retrieved December 20, 2022, from https://www.kit.nl/publication/factors-influencing-child-marriage-teenage-pregnancy-and-female-genital-mutilation-circumcision-in-lombok-barat-and-sukabumi-districts-indonesia/

Jayawardana, D. (2022). Happily ever after? mental health effects of early marriage in Indonesia. Feminist Economics, 28(4), 112--136. https://doi.org/10.1080/13545701.2022.2079698

Pangestu, R., & Ayu, R. F. (2020). Investigating the trend of early marriage. Al-Risalah Jurnal Ilmu Syariah Dan Hukum, 20(2), 110. https://doi.org/10.24252/al-risalah.v20i2.16068

Sayeed, Y. (2016). Effect of girls' secondary school stipend on completed schooling, age at marriage, and age at first birth: Evidence from Bangladesh. WIDER Working Paper. https://doi.org/10.35188/unu-wider/2016/154-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun