Peningkatan penawaran tenaga kerja "gratis" ini mendorong pengambilan alih lowongan pekerja full-time dibayar dan meningkatkan lagi tingkat pengangguran.Â
Siklus paradoks juga ada ketika mengetahui unpaid internship tidak membuka lebih banyak kesempatan kerja yang baik di masa depan dibanding dengan paid internship.Â
Namun, jika sudut pandang diubah menjadi dampak unpaid internship pada jangka panjang, mahasiswa akan mengubah perspektif mereka pada persepsi mereka terhadap apa yang mereka anggap sebagai tawaran yang berwibawa.Â
The Cause, The After Effect
Setelah dilihat secara lebih lanjut, beberapa pihak yang mengikuti unpaid internship diuntungkan karena penting untuk mencari pengalaman berdasarkan bidang pekerjaan mereka masing-masing melalui penambahan koneksi dan mentor.Â
Namun, penerapan unpaid internship seringkali disalahgunakan oleh berbagai perusahaan dan dilihat sebagai kesempatan untuk mendapatkan free labour.Â
Hal ini justru lebih merugikan tenaga kerja yang mengikuti program unpaid internship dan tetap dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut karena ditutup oleh keinginan mereka akan pengalaman.Â
Jika kita melihat gambaran yang lebih besar, pihak yang paling diuntungkan adalah employer atau industri-industri yang mengadakan program tersebut.Â
Sumber permasalahan unpaid internship dimulai dari pilihan dan/atau ketidaksanggupan sebuah perusahaan dalam pemberian upah atau gaji yang sesuai untuk tenaga kerjanya.Â
Walaupun perusahaan tersebut tidak memiliki kapabilitas dalam permasalahan penggajian tenaga kerjanya, tujuan utama dari mulainya bisnis atau perusahaan mereka adalah keinginan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba perusahaan mereka.Â
Kenyataan dari situasi dan keinginan yang konsisten dari setiap perusahaan tersebut tidak memiliki sebuah titik tengah karena solusi yang diberikan melalui sebuah unpaid internship tidak memprioritaskan sisi etika situasi ini sendiri.Â
Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini bervariasi dari berbagai perspektif yang berbeda. Dari perspektif perusahaan itu sendiri, tentu dibutuhkan pemahaman sesama dan transparansi antara pihak perusahaan dan tenaga kerja mengenai pembayaran upah dan sistem magang mereka berupa jam kerja dan pembagian tugas.Â