Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembakaran Hutan, Kebiasaan Berujung Petaka

4 September 2020   16:57 Diperbarui: 4 September 2020   16:50 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka dari itu, komitmen kuat untuk landscape management yang berkelanjutan diperlukan. Hal ini menyangkut pengambilan tindakan untuk meningkatkan tata kelola lahan dan sumber daya alam, termasuk:

Pertama, pemerintah harus mampu mendefinisikan batas-batas lahan dan penggunaan yang diperbolehkan sehingga exchange antara penggunaan dan pengguna lahan dapat diseimbangkan. Langkah ini dapat dilakukan berdasarkan saran Hardin dalam Tragedy of The Commons. Hardin menyarankan bahwa problematika eksploitasi common goods seperti hutan yang berlebihan dapat diselesaikan dengan teknis pengelolaan terpadu seperti assigned ownership. Dengan membagi kepemilikan lahan menjadi state-owned dan private-owned, pengelolaan lahan maupun hutan akan lebih adil dan tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat banyak.

Kedua, pemerintah harus menyokong tata kelola ruang yang mempertimbangkan jasa ekosistem dan secara langsung turut memperkuat prosedur perizinan lahan yang sesuai. Hal ini juga harus didukung oleh penyelarasan lembaga, kebijakan, dan insentif lintas sektor. Tentunya, kejelasan dan keteraturan prosedural sangatlah esensial dalam proses konservasi hutan dan lahan gambut tersebut.

Terakhir, pemerintah dan masyarakat berkepentingan harus bekerja sama dalam mempromosikan pengelolaan lanskap berkelanjutan atau sustainable landscape management. Penyempurnaan dan sosialisasi Kebijakan Satu Peta Pemerintah merupakan langkah penting dalam mendukung langkah ini.

Kesimpulan

Dahulu, pembakaran hutan memang membantu nenek moyang kita bertahan hidup. Namun dewasa ini, setelah kita telisik lebih dalam, kenyataan berkata lain. Kebiasaan membakar hutan terbukti menghasilkan lebih banyak eksternalitas negatif berupa kerugian-kerugian yang melebihi nilai keuntungan yang diperoleh darinya. 

Pada akhirnya, penulis menarik kesimpulan bahwa pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya harus mampu bertindak dan bersikap hand in hand agar kebiasaan buruk pembakaran hutan tidak berlanjut mendatangkan petaka bagi khalayak luas. Lebih baik mengendalikan api daripada dikendalikan api, bukan?

Diulas oleh Muhammad Akbar Putra | Ilmu Ekonomi 2019 | Staf Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2020

Referensi:

Dauvergne, P. 1998. "The political economy of Indonesia's 1997 forest fires." Australian Journal of International Affairs, 52(1): 13 -- 17

Dennis, R. A., et. al. 2005. Fire, people and pixels: linking social science and remote sensing to understand underlying causes and impacts of fires in Indonesia. Human Ecology, 33(4), 465-504.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun