Meskipun perbedaan pandangan yang didasarkan atas argumentasi logis sangatlah baik adanya, polarisasi yang ada sekarang justru didasarkan atas partisanship yang tak jarang bersifat irasional. Solusi dari segala hambatan yang ditimbulkan oleh fenomena ini adalah bagi masyarakat di dua kutub berbeda untuk membuka diri, berkumpul, dan bertukar pikiran.Â
Dalam contact hypotheses, psikolog Gordon Allport menyatakan bahwa kontak antara kelompok mayoritas dan minoritas dalam suatu ingroup dapat mengurangi prejudice. Hipotesis ini layak diuji dengan negara sebagai ingroup dan kedua kutub politik sebagai kelompok-kelompok yang akan disatukan.
Irlandia telah menerapkan konsep serupa melalui Citizens' Assembles yang terbukti mampu menghasilkan solusi efektif bagi banyak isu penting. Tidak seperti Oireachtas (badan legislatif Irlandia) yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dan pengangkatan oleh pemangku kekuasaan tertentu, Citizen's Assembles memilih 99 anggotanya secara acak sebagai representasi masyarakat Irlandia secara umum. Â
Solusi seperti carbon tax dan pencabutan subsidi industri gambut untuk mengatasi perubahan iklim didorong oleh diskusi progresif masyarakat yang berasal dari aliran politik berbeda. Tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menerapkan hal serupa untuk mengatasi hambatan yang bersumber dari polarisasi politik.
Kesimpulan
Setelah mengulik sedikit, kita akhirnya menyadari bahwa polarisasi politik di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, telah lama ada dan nampaknya akan selalu ada.Â
Secara keseluruhan, polarisasi politik membawa dampak negatif bagi perekonomian dengan menurunkan kinerja pemerintah dalam menyusun kebijakan ekonomi serta mengurangi kepercayaan rakyat terhadap institusi-institusi yang ada di negara.Â
Tetapi bukanlah tidak mungkin bagi kita untuk mengubah sisi negatif polarisasi yang keras kepala ini dan mendorong diskursus substantif antara kutub politik yang berbeda. Jika perbedaan dapat membangun, mengapa kita biarkan perbedaan memecah?
Oleh: Tasya Salensia | Ilmu Ekonomi 2019 | Staff Kajian Kanopi FEB UI 2020
Referensi tanpa hyperlink:
Fossati, Diego. (April 15, 2019). Electoral reform and partisan dealignment in Indonesia. International Political Science Review, 41(3), 349---364. California: SAGE Publishing. DOI: 0.1177/0192512119826389