Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Ujian Seleksi Masuk Menawarkan Kesempatan yang Sama untuk Semua?

8 Agustus 2018   18:35 Diperbarui: 9 Agustus 2018   11:17 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapatan Melatarbelakangi Sukses

Perbedaan latar belakang mungkin dapat lebih menjelaskan ketimpangan tersebut, di mana kesenjangan dalam nilai masuk berasal dari perbedaan kemampuan kognitif mereka sejak kecil. Orang tua berpendapatan tinggi mampu menyediakan lingkungan yang lebih menstimulasi bagi anaknya; selain itu, mereka juga dapat lebih memperhatikan dan membimbing anaknya. 

Salah satu bukti adanya kesenjangan tersebut adalah dalam bidang bahasa; penelitian Fernald, et al. (2013) menunjukkan bahwa balita berumur 24 bulan dari kalangan berstatus sosioekonomi (SES) rendah menunjukkan kosakata dan kemampuan memproses bahasa yang setara dari balita berumur 18 bulan dari kalangan SES tinggi8. 

Untuk kemampuan bahasa asing, penelitian oleh Hosseinpour, et al. (2015) di Iran juga menunjukkan korelasi tinggi positif antara keterlibatan, sikap, tingkat pendidikan, dan pendapatan orang tua dengan kemampuan Bahasa Inggris anak mereka9. Kedua contoh tersebut menunjukkan bagaimana kekayaan dapat membeli lingkungan yang lebih baik dan kesempatan bagi orang tua untuk lebih mendorong anak mereka berkembang.

Namun, mungkinkah bahwa para orang tua pintar memiliki penghasilan lebih besar dan meneruskan gen tersebut ke anak mereka, seperti yang diklaim oleh ekonom Gregory Mankiw10? 

Nyatanya, kondisi ekonomi juga mampu mempengaruhi kemampuan otak mereka. Berada dalam kemiskinan dapat mengurangi kapasitas otak untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan masalah; seperti yang ditunjukkan oleh peneliti Princeton, seseorang yang berurusan dengan masalah keuangan menampilkan penurunan dalam fungsi kognitif yang setara dengan penurunan 13 poin IQ11.

Sebaliknya, kekayaan dapat meningkatkan kecerdasan, dan peluang sukses dalam tes. Seperti yang disampaikan buku "Intelligence and How to Get It: Why Schools and Cultures Count", anak-anak yang diadopsi oleh keluarga dengan SES tinggi memiliki IQ dengan rata-rata 12 poin lebih tinggi dibandingkan mereka yang diadopsi oleh keluarga SES rendah --- entah anak itu berasal dari keluarga SES tinggi ataupun rendah12. 

Sebuah studi oleh Mackey, et al. (2015) menunjukkan siswa dengan pendapatan lebih tinggi memiliki korteks otak yang lebih tebal di bagian yang diasosiasikan dengan persepsi visual dan akumulasi pengetahuan. Baik alam maupun asuh menentukan kecerdasan, dan pendapatan orang tua juga tidak bisa dilepaskan dari itu.

Tertinggal Akibat Sekolah dan Daerah Tertinggal

Perbedaan kualitas sekolah, yang seringkali bergantung pada daerah mereka, juga tidak bisa dilepaskan sebagai faktor. Kasus ini dapat dilihat di RRT, di mana sekolah di daerah jauh lebih lemah secara akademis dibanding di daerah kota. 

Siswa dari desa pun terikat sistem hukou --- status kependudukan yang mengikat layanan sosial ke kampung halaman --- sehingga para siswa migran harus kembali ke provinsi asal mereka untuk mengambil Gaokao. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun