Bobotoh juga menjadi faktor utama yang membuat Persib menjadi Tim yang paling sering ditayangkan secara live oleh stasiun tv pemegang hak siar liga, baik saat laga home maupun away. Ini membuat Persib selalu menjadi Klub dengan perolehan fee terbesar dari hak siar yang dibagikan kepada para kontestan Liga 1.
Basis suporter yang kuat juga memudahkan manajemen klub dalam menggaet sponsor. Sudah bukan pemandangan aneh jika Jersey Persib selalu disesaki logo-logo sponsor. Setiap musim Persib memang selalu kebanjiran sponsor. Saking banyaknya sponsor yang datang, membuat Persib harus membagi sponsor menjadi 2 bagian. Sebagian untuk Jersey Pertandingan dan sebagian harus rela di Jersey Latihan.
Kuatnya basis suporter yang menyertai nama besar Persib sangat mungkin menjadi faktor utama hadirnya Erick Thohir, Pieter Tanuri, Glenn Sugita dan kawan-kawan masuk menjadi pengendali di PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) yang menaungi Persib pada tahun 2009. Mereka sudah masuk ke Persib, di saat klub-klub lain masih mencari cara bisa lepas dari ketergantungan kepada APBD. Larangan penggunaan dana APBD sendiri baru berlaku pada 1 Januari 2012.
Persib mungkin merupakan Klub terkaya di kancah sepakbola nasional saat ini.
Dengan dukungan dana yang bisa dikatakan tidak terbatas Persib menjadi klub dengan reputasi terbaik dalam hal pemenuhan hak-hak pemain dan pelatih. Sampai saat ini Persib menjadi salah satu dari sedikit klub yang tidak pernah bermasalah dengan pembayaran hak-hak pemain dan tim pelatih. Padahal sudah bukan rahasia lagi, jika standar gaji pemain dan pelatih Persib jauh di atas sebagian besar klub Liga 1 lainnya.
Di bawah kendali Erick Thohir sebagai Wakil Komisaris Utama (sebelum berhenti karena diangkat menjadi Menteri BUMN) dan Glenn Sugita sebagai Dirut, PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) setapak demi setapak membawa Persib menjadi klub dengan manajemen sepakbola modern dan profesional.Â
Sebagian besar pemain diikat dengan kontrak jangka panjang. Padahal rata-rata Klub Liga 1 menerapkan kontrak 1 musim saja untuk sebagian besar pemainnya. Demikian juga dengan Tim Pelatih. Robert Rene Albert, pelatih saat ini dikontrak untuk jangka panjang. Sebagai pelatih prestasi gemilang  saat beberapa musim sebelumnya menangani Arema dan PSM Makasar, Robert mengakui bahwa dalam hal profesialitas manajemen klub, Persib adalah yang terbaik. Robert pun menginginkan bisa mengakhiri karir kepelatihannya di Persib.
Dengan dana yang melimpah Persib bisa membangun tim dengan target jangka panjang, bukan target keberhasilan secara instan. Sport science diterapkan mulai dari tim U16 sampai tim senior.Â
Pembinaan bibit-bibit baru dilakukan dengan menghadirkan Diklat dan Akademi Persib. Hasilnya kini sebagian besar tim kontestan Liga 1 dan Liga 2 dihiasi wajah-wajah alumni Diklat dan Akademi Persib. Demikian juga dengan timnas, mulai dari timnas U16 sampai Timnas Senior. Arditani Ardhyasa, Alfath Fathir, Deni Susanto, Taufik (Persija), Wildansyah (Borneo FC), Rudiana (Sriwijaya FC), Erlangga Setyo (Persis Solo), adalah contoh alumni Diklat Persib yang bermain di luar Persib.
Persib juga sedang mempersiapkan lapangan yang refresentatif milik sendiri untuk tempat latihan tim.
Di samping Persib Senior yang berlaga di Liga 1 dan tim level usia, Persib memiliki 2 tim satelit yang saat ini berada di Liga 3 yakni Maung Anom dan Bandung United. Maung Anom disiapkan untuk memberikan jam terbang bagi alumni Diklat dan Akademi Persib. Sedangkan Bandung United disiapkan untuk mengasah calon-calon pemain yang akan naik ke level senior. Di luar sepakbola, PT PBB juga memiliki Prawira Bandung, tim bola basket profesional yang menjadi kontestan Indonesia Basketball League (IBL).
Bagi Erick Thohir, Pieter Tanuri dan Glenn Sugita bukan hal sulit untuk menggelontorkan dana belasan milyar rupiah setiap tahunnya tanpa mengharapkan bisa kembali modal dalam waktu singkat. Tapi mereka sangat paham, bahwa bobotoh dan masyarakat Jawa Barat di seluruh Indonesia yang secara emosional terkait erat dengan Persib adalah pasar terbaik untuk gurita bisnis mereka.