Mirota Batik (Batik Hamzah)  menjadi tempat yang tidak pernah kami lewatkan jika kami berada di Jogja. Mirota Batik adalah toko batik dan souvenir terlengkap di Jogja. Jangan salah kira kawan, kami ke Mirota tidak untuk hunting batik tulis atau batik halus yang tentu mahal harganya. Untuk batik kelas itu kami hanya lihat-lihat sekedar cuci mata. Kalau beli tetap batik yang sesuai dengan dompet tipis kami. Harga barang-barang di Mirota semua sudah dibandrol sehingga kita tidak perlu repot tawar menawar. Ada beberapa Toko Mirota di Jogja. Salah satu agak di luar kota kalau tidak salah terletak di arah menuju Merapi. Kami pernah sekali kesana. Satu yang lain yang paling sering kami kunjungi terletak di ujung Marlioboro (sebenarnya sudah masuk Jl. Ahmad Yani).Â
Jalan-jalan di Marlioboro ? Entah kenapa kami ke sana karena Mirota saja. Makan di lesehan Marlioboro malam hari hanya pernah sekali sekedar menghabiskan kepenasaran. Bisa jadi ini karena waktu itu anak-anak kami masih kecil-kecil. Yang mungkin berkesan buat anak-anak dari Marlioboro adalah naik andong, kemudian naik becak ke sentra Bakpia Pathok.
Kotagede ? Kami pernah sekali kesana. Penasaran ingin tahu sentra kerajinan perak yang terkenal itu. Kami tidak begitu tertarik, bukan karena Kotagede tidak menarik, tapi perak dan perhiasan lainnya adalah barang mewah bagi kami yang tidak berkantong tebal. Kata Urang Sunda daripada ngacai (ngiler) lebih baik tidak melihatnya.
Kami biasa  maksimalkan waktu check out dari hotel. Kadang-kadang kami minta fasilitas late check out gratis sampai Jam 1. Dengan begitu kami masih bisa leluasa memanfaatkan waktu setelah sarapan untuk explore Jogja. Dengan check out sudah siang itu kami juga bisa langsung makan siang di RM Sendang Ayu yang persis berada di pinggir Jalan Raya Jogja - Solo. Rumah makan yang berada di tengah danau buatan dengan membendung sungai ini merupakan rumah makan favorit kami. Naik rakit saat menyebrang menuju rumah makan dan mancing sambil menunggu pesanan disajikan menjadi hal yang berkesan buat anak-anak.
Dari situ kami bablas menuju Surabaya dengan hanya sekali berhenti di Caruban Madiun atau di nganjuk. Lewat Isya biasanya kami sudah tiba di rumah dengan pikiran dan perasaan yang fresh dan siap kembali ke rutinitas normal esok hari .....>|
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H