Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kekeliruan dalam Penggunaan Bahasa Indonesia, Jangan Dibiarkan Terus Terjadi

2 Juli 2020   01:00 Diperbarui: 2 Juli 2020   01:07 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti contoh kalimat di awal tulisan ini, kalimat di atas sepintas tampak tidak ada keganjilan. Mari kita lihat lebih dekat lagi.

Istilah pasang surut mempunyai arti kondisi gerakan gelombang air laut yang menjauhi pantai untuk beberapa waktu. Dengan perkataan lain, air laut tampak surut dan berada jauh dari tepi pantai.

Lawan dari pasang surut adalah pasang naik, yaitu saat dimana air laut mencapai tepi pantai untuk beberapa lama.

Jadi pada saat pasang naik, ketinggian air laut di tepi pantai naik. Sebaliknya ketika pasang surut, air laut di tepi pantai turun ketinggiannya bahkan menjauhi tepi pantai.

Kalau pasang surut prestasi bulutangkis Indonesia di kancah dunia terus terjadi, berarti prestasi turun terus tidak pernah naik. Tapi bagaimana mungkin dengan prestasi yang terus menurun, mampu terus menerus menyumbangkan medali emas olimpiade kepada Kontingen Indonesia.

Sebenarnya konteks kalimat di atas adalah naik turunnya prestasi, bukan terus menerus turun. Kalau seperti itu konteksnya, maka kalimat yang seharusnya adalah sebagai berikut :

“Pasang naik dan pasang surut prestasi bulutangkis …….. dst”

Hal yang dikemukakan di atas adalah contoh salah kaprah penggunaan kata dan istilah dalam Bahasa Indonesia. Kesalahan yang umum ditemukan dalam keseharian kita. Banyak contoh lain mengenai kesalah-kaprahan dalam penggunaan kata dan istilah ini.

Jujur harus saya katakan bahwa saya tidak cukup kompeten untuk mengulas persoalan ini, karena saya bukan ahli linguistik. Saya juga bukan seorang pengamat bahasa yang intens mengamati perkembangan bahasa khususnya Bahasa Indonesia.

Jadi bisa saja yang saya anggap sebagai kekeliruan itu, saat ini sudah dipakemkan sebagai kata atau istilah yang benar dalam bahasa Indonesia. Jika ini yang terjadi, mohon kiranya anda yang mengetahui bisa memberikan koreksi atas tulisan ini.

Kalaupun saya memberanikan diri menulis topik ini semata karena keprihatinan saya atas persoalan ini. Jadi anggap saja ini sebuah tinjauan dari seorang penutur bahasa Indonesia yang awam dalam ilmu linguistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun