Sebagai keluarga dengan kondisi financial yang tidak begitu bagus, tentu kami harus berpikir dan bekerja keras dalam membesarkan anak-anak.
Dengan keterbatasan finansial, kami tidak bisa bersandar kepada kekuatan materi. Yang bisa kami lakukan adalah bagaimana kami bisa membuat anak-anak kami bisa mandiri pada saatnya. Keterbatasan financial tidak boleh menjadi penghalang untuk mendidik dan membekali mereka.
Menanankan agama sejak dini
Menanamkan dasar-dasar keagamaan menjadi prioritas kami dalam mendidik anak. Bagi kami membekali anak-anak dengan dasar-dasar keagamaan yang kuat sejak dini, akan sangat bermanfaat buat mereka. Jika suatu ketika mereka sempat tersesat akan dengan mudah menemukan kembali jalan yang benar. Ini tentu tidak berarti kami berharap mereka mengalaminya.
Tentang ini kami sangat terbantu dengan lingkungan keluarga besar kami yang boleh dikatakan religius. Kami juga sangat terbantu dengan sekolah mereka terutama di tingkat dasar. Ketiga anak kami bersekolah TK dan SD di sekolah swasta yang berbasiskan Islam di Surabaya sesuai agama yang kami anut.
Anak pertama, TK A di TK Aisyiyah, kemudian pindah ke Al Falah mulai TK B lanjut SD Â sampai Lulus SMP saat kami memutuskan pulang kampung ke Bandung. Pada saat yang sama anak kedua kami lulus dari SD Al Falah, sedangkan si kecil baru naik kelas 4 di SD yang sama.
Terus terang kami sangat terbantu dalam menanamkan dasar-dasar keagamaan kepada anak-anak kami. Sekolah Al Falah adalah sekolah berbasiskan Islam dengan pendekatan pluralis dan egaliter. Meski berlatar belakang Muhammadiyah, kebiasaan-kebiasaan NU juga dikenalkan kepada murid.
Membekali kemampuan beradaptasi
Mengajak anak-anak mengunjungi kakek neneknya yang ada di desa, bertandang ke rumah pembantu (ART), makan di kaki lima, belanja di pasar becek, adalah beberapa cara mengenalkan mereka kepada dunia luar yang tidak menjadi habitat mereka.
Dengan cara itu, kami berharap anak-anak memiliki kesiapan untuk berhadapan dengan situasi-situasi yang lain dari yang mereka jalani.
Ini terbukti manfaatnya ketika kami memutuskan pulang kampung ke Bandung. Kami tinggal di kota kecil berjarak 24 km dari pusat kota Bandung.