Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Sakit Ringan Supaya Ibadah Tetap Jalan

28 April 2020   00:19 Diperbarui: 28 April 2020   02:59 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Win jid uing ngajoprak teu kuat lambung j lieur suku tiris pisan" (Win, Jid, aku sakit tidak kuat lambung dan pusing kaki dingin sekali), melalui WA seorang kawan "sambat" kepada saya pada hari kedua puasa Ramadhan tahun ini.

"Ngajoprak" adalah bahasa sunda yang artinya badan lemas, kehilangan tenaga sehingga hanya bisa rebahan tapi tidak tertidur.

Kondisi yang dialami kawan saya tadi, di masyarakat sunda sampai generasi saya dikenal sebagai "salatri". Istilah itu sekarang sudah tidak banyak digunakan lagi. Sama seperti "koneng" (kuning) untuk menyebut orang dengan gejala hepatitis A, atau "mengi" untuk orang dengan gejala gangguan pernapasan seperti asma.

Salatri, mungkin merupakan gejala umum dari gangguan lambung seperti maag. Selama bulan ramadhan, ketika sebagian besar umat Islam berpuasa maka, "salatri" menjadi keluhan yang paling banyak muncul.

Pada saat puasa, keluhan seperti ini menjadi hal sulit, apalagi jika keluhan itu muncul di siang hari. Maka "mokel" (membatalkan puasa sebelum waktunya) menjadi salah satu opsi, tentu saja ini merupakan opsi terakhir apabila upaya lain tidak berhasil mengatasi sehingga segera minum obat menjadi keharusan.

Bagi masyarakat padesaan yang berada di pelosok dengan akses faskes yang terbatas, keluhan seperti salatri justru tidak terlalu menjadi problem serius yang misalnya menyebabkan harus mengambil opsi "mokel". Daya tahan, semangat dan ketulusan yang menjadi keseharian dari masyarakat padesaan yang mungkin menjadi penguat "imun".

Dalam hal terjadi salatri ketika puasa, masyarakat padesaan punya cara sendiri mengatasinya. Cukup dengan rebahan dan berusaha bisa tertidur. Kalau tersedia biasanya dilakukan kompres dengan air hangat di sekitar perut atau dengan mengoleskan minyak angin di sekitar perut dan kening. Cara itu relatif cukup ampuh.

Di era milenial seperti sekarang, salatri tidak lagi dikenal. Bukan karena keluhan tidak pernah muncul. Sekarang ini, keluhan seperti salatri, biasanya didiagnosa sebagai sakit maag. Maka "obat maag" menjadi fokus kita ketika muncul keluhan. Masalahnya ini sedang puasa sehingga minum obat dengan konsekuensi "mokel" harus menjadi opsi terakhir. Maka tidak ada salahnya mencontoh cara masyarakat padesaan di atas. Tentu saja, jika berhasil diatasi harus dilanjutkan dengan minum obat pada saat berbuka puasa sesuai dengan anjuran dokter. Dan yang paling penting tentu saja mengatur asupan makanan yang tepat baik dari sisi kandungan gizi maupun timing dan cara mengkonsumsinya, agar keluhan tidak muncul selagi puasa.

Puasa memang, suatu kondisi yang cenderung "memunculkan" beberapa keluhan sakit dari orang yang berpuasa. Kondisi perut kosong, seringkali menyebabkan udara di sekitar kita "terasa" dingin, meski sebenarnya temperatur saat itu sedang panas.

Puasa tahun ini, selain bertepatan dengan pandemi covid-19, juga berbarengan dengan musim pancaroba, peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Saat pancaroba seperti ini banyak dipercaya selalu memunculkan keluhan-kaluhan penyakit, tetutama yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Banyak gejala ISPA ( Infeksi saluran pernapasan akut) muncul dikeluhkan banyak orang. Gejala yang paling ringan adalah batuk yang disertai flue.

Pengalaman saya mengatasi flue dan batuk mungkin bisa menjadi pilihan ketika keluhan muncul selama puasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun