Misal, dalam bahasa Sunda, ada istilah 'tijengkang, tikusruk, tiseureuleu, tisoledat'. Semua kosakata tersebut memiliki arti 'terjatuh'. Yang membedakannya adalah dari penyebab terjatuhnya. Nah, penerjemah harus memahami kompleksitas bahasa asal dengan bahasa tujuan.
Sebagai simulasi, saya akan memberikan contoh terjemahan yang kaku dan luwes seperti teks di bawah ini:
Teks 1
"Who wants to jump first?"
"I'll do it!"
Terjemahan 1:
"Siapa yang mau loncat pertama kali?"
"Aku akan melakukannya!"
Terjemahan 2:
"Siapa yang mau loncat duluan?"
"Aku saja!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!