Lega rasanya, setelah menempuh jalan terjal dan berliku, menyusuri malam dengan ketidakpastian, dan pos pemeriksaan tak kurang dari 5 titik, akhirnya sampai ke negeri asal para Walisongo itu. Kata “alhamdulillah” tak henti-hentinya terucap dari mulut. Pada pukul 07.00 (4/42015), Tim disambut oleh pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadramaut yang nantinya menjadi partner dalam mengatur evakuasi WNI. “Kami sudah panik, jangan-jangan Tim percepatan evakuasi mendapat musibah di tengah jalan dan malah perlu dievakuasi duluan,” kelakar Rofik Anwari, Ketua PPI.
Semua anggota Tim berpacu dengan waktu. Rasa lelah seolah enyah karena harus berupaya dan mencari cara agar 2000 WNI di Tarim dan Mukalla dapat dievakuasi. Dipulangkan ke tanah air. Maklumlah, data awal yang diterima, dari 2000 WNI itu hanya 60 orang yang mendaftar evakuasi. Sungguh ini tantangan berat.
Singkat cerita, pagi itu semua anggota Tim langsung melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh karismatik, universitas, dan lembaga pendidikan di Tarim, serta berdialog langsung dengan WNI. Buah manis bisa dipetik segera. Pada hari kedua keberadaan di Tarim jumlah pendaftar evakuasi semakin bertambah.
Pada hari keempat gelombang I evakuasi telah dimulai dengan memberangkatkan 47 orang (7/4/2015). Di hari ke-12 keberdaan Tim di Tarim, sudah sekitar 1000 orang WNI telah dievakuasi dari Tarim menuju Salalah, Oman melalui jalur darat dan selanjutnya diterbangkan ke tanah air. Setelah kesulitan pasti akan datang kemudahan (Quran).
MANA CERITA SARUNGNYA?
Tunggu di seri II....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H