"Konseling ini nanti terdiri dari dosen dari berbagai disiplin keilmuwan. Sampai sembilan kali. Kalau mereka masih bertahan pada pendiriannya, ya sudah kami minta mereka tidak kampus," kata Yudian Wahyudi kepada Nuraki Aziz untuk BBC Indonesia, Senin (05/03).
Keterangan dari sumber lainnya,
Kutip :
"Timnya sekitar 5 (dosen) dari fakultas, nanti anak dikonseling. Kalau sampai 7 kali masih pada pendiriannya, kita minta mereka mengundurkan diri (dari kampus)," kata Yudian kepada wartawan di Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin (5/3/2018).
Ya mungkin dalam konseling itu akan ditanyain apa alasannya mengenakan cadar, apakah ada ikut paham-paham tertentu.
Kalo enggak ikutan paham-paham radikal tertentu, mungkin akan diberi pemahaman tentang alasan pendagogis, tentang bagaimana kampus perlu identifikasi wajah saat proses belajar mengajar. Kalo beneran ikut paham-paham itu, mungkin akan diingetin supaya kembali pada fungsinya sebagai mahasiswa saja. Enggak perlu ikutan paham-paham yang radikalnya sedemikian rupa. Enggak perlu ikut-ikutan ngerakit bom, memusuhi negara, jika memang ada. Mungkin juga akan diingetin, bahwa emak bapaknya pasti menginginkan anaknya menjadi mahasiswi baik yang berprestasi saja. Blablabla,..blablabla,... Bukankah niatan UIN Sunan Kalijaga ini baik??
Terlepas kemudian setelah pembinaan dan mahasiswi tersebut tidak mengikuti aturan yang ditetapkan, menurut pengetahuan awam penulis, ya wajar jika pihak kampus memintanya untuk mengundurkan diri. Apalagi mahasiswi juga terikat dengan aturan kampus tempatnya belajar.Â
Ini kan enggak jauh berbeda dengan seorang pegawai sebuah perusahaan yang tidak mau mengikuti aturan, lalu oleh perusahaannya itu yang bersangkutan diminta untuk resign saja. Daripada terjadi hal yang lebih besar yang dikhawatirkan memengaruhi yang lainnya. Iya, kan?
Okay, kita selesai dengan UIN Sunan Kalijaga, Jogyakarta. Sebagai pelengkap, penulis ingin menyampaikan informasi bahwa sebenarnya hal serupa juga terjadi tidak hanya di UIN Sunan Kalijaga saja. Berikut informasinya.