Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biarkan Saja, Sprei Basah Oleh Kopi Yang Tumpah

8 Juli 2016   01:01 Diperbarui: 8 Juli 2016   01:29 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaitu posisi dimana sama-sama lupa bahwa ada jiwa muda negeri ini yang sedang menyaksikan "keintiman" mereka. Mengamati segala bentuk cela yang siap ditiru kelak, saat yang muda itu makin dewasa.

Dan akhirnya, tembok yang bergetar pun mempertanyakan.

Apa beda penjual sprei yang mencela Ibunda seorang raja, dengan pecinta kopi yang membela raja nya dengan cara hampir serupa. Membicarakan sosok Ibunda sang pencela.

Padahal raja dan ibundanya, diam seribu bahasa. Tak ada sedikitpun niat untuk membalas dengan kedengkian yang sama. Mereka sangat tahu, ini adalah hari raya. Mereka sangat tahu, diam tak bersuara adalah aplikasi terbijak seorang pejuang saat menalar peribahasa "Kalah jadi abu, menang jadi arang". 

Dan kita,
Sudahlah biarkan saja.

Maha Benar semesta, tanpa segala nyinyirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun