Meski pada kenyataannya saat itu regenerasi pembuatan canthing sangat kurang diperhatikan. Sehingga saya khawatir, jumlah pengrajinnya akan berkurang serta kemampuan membuat canting sebagai alat batik, ikut terkubur bersama jasad mereka.
Sebelas Â
Perkembangan teknologi dan kreatifitas melahirkan beberapa generasi muda pecinta batik untuk mengembangkan batik dengan sentuhan teknologi modern.
Ada yang menciptakan canthing elektrik, ada pula yang menciptakan motif batik fractal dengan mengacu pada rumus-rumus tertentu. Kita dapat dengan mudah mengetahui perkembangan nya, di mesin pencari.
Duabelas
Anda tau dimana Kota Batik?
Saya sendiri bingung, karena julukan nya pernah menjadi rebutan.
Sudahlah, batik milik kita bersama, jangan dipolitisir untuk urusan budaya.
Kalo menurut group Band Slank sih, "Kota Batik di Pekalongan, bukan Jogja juga bukan Solo".
Entah lagu itu berdasar literasi mendalam, atau karena salah satu personilnya ada ikatan batin dengan kota tersebut, kita tanya pada rumput yang bergoyang.
Tigabelas
Anda masih berpikir, dengan sudah diakui oleh UNESCO, lalu batik kita menjadi aman?
Mungkin anda belum pernah tau berapa banyak manusia kreatif yang ahli dalam membatik rela meninggalkan tanah negeri ini demi mendapat kesejahteraan dan kelayakan hidup.
Selain itu perlu saya sampaikan, bahwa pengakuan UNESCO itu hanya sebatas pada batik tulis saja. Tidak pada batik cap ataupun batik kombinasi. Bagaimana ancaman terhadap kedua batik terakhir, kita tunggu saja pena zaman akan menuliskan.
********