Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta "Palsu" Kita Pada Batik

13 Oktober 2015   22:58 Diperbarui: 13 Oktober 2015   23:13 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski pada kenyataannya saat itu regenerasi pembuatan canthing sangat kurang diperhatikan. Sehingga saya khawatir, jumlah pengrajinnya akan berkurang serta kemampuan membuat canting sebagai alat batik, ikut terkubur bersama jasad mereka.

Sebelas  
Perkembangan teknologi dan kreatifitas melahirkan beberapa generasi muda pecinta batik untuk mengembangkan batik dengan sentuhan teknologi modern.

Ada yang menciptakan canthing elektrik, ada pula yang menciptakan motif batik fractal dengan mengacu pada rumus-rumus tertentu. Kita dapat dengan mudah mengetahui perkembangan nya, di mesin pencari.

Duabelas
Anda tau dimana Kota Batik?
Saya sendiri bingung, karena julukan nya pernah menjadi rebutan.

Sudahlah, batik milik kita bersama, jangan dipolitisir untuk urusan budaya.

Kalo menurut group Band Slank sih, "Kota Batik di Pekalongan, bukan Jogja juga bukan Solo".

Entah lagu itu berdasar literasi mendalam, atau karena salah satu personilnya ada ikatan batin dengan kota tersebut, kita tanya pada rumput yang bergoyang.

Tigabelas
Anda masih berpikir, dengan sudah diakui oleh UNESCO, lalu batik kita menjadi aman?

Mungkin anda belum pernah tau berapa banyak manusia kreatif yang ahli dalam membatik rela meninggalkan tanah negeri ini demi mendapat kesejahteraan dan kelayakan hidup.

Selain itu perlu saya sampaikan, bahwa pengakuan UNESCO itu hanya sebatas pada batik tulis saja. Tidak pada batik cap ataupun batik kombinasi. Bagaimana ancaman terhadap kedua batik terakhir, kita tunggu saja pena zaman akan menuliskan.

********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun