Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta "Palsu" Kita Pada Batik

13 Oktober 2015   22:58 Diperbarui: 13 Oktober 2015   23:13 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga
Sejatinya, nilai batik cenderung mahal, karena proses pembuatannya yang cukup memakan waktu.

Namun dewasa ini, masyarakat dapat memperoleh "batik" dengan harga yang relatif murah. Namun penting saya sampaikan, kain yang kita duga "batik" dan sering kita kenakan itu sesungguhnya bukanlah batik!

Para tokoh batik menyebutnya "Kain Tekstil Bermotif Batik", meskipun para produsennya ngotot menyebut istilah buatannya itu sebagai batik juga yaitu "batik printing", namun tetap saja, itu bukanlah batik. Dan tidak pernah ada istilah "batik printing".

Ingat, disebut batik karena prosesnya menggunakan malam (lilin batik) yang bersifat alami, sedangkan kain tekstil bermotif batik yang sering kita kenakan itu, proses pembuatannya dengan cara disablon serta menggunakan bahan tekstil kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Empat
Sangat mudah membedakan pakaian kita batik atau bukan, lihatlah secara bolak balik. Jika memiliki sisi yang warnanya sama, sudah dipastikan itu adalah batik. Namun jika salah satu sisi kainnya memiliki warna yang berbeda dengan warna di sisi lainnya (salah satu sisinya berwarna keputihan pudar), dapat dipastikan bahwa itu adalah kain tekstil bermotif batik yang dibuat dengan proses sablon. 

Cara lain, cium kainnya, tentunya anda dapat membedakan mana aroma lilin dan mana aroma tinta sablon kimia.

Lima
Kehadiran para pengusaha sablon kain tekstil bermotif batik ini, menjadi dilematis. Satu sisi mengangkat ekonomi masyarakat karena perputaran ekonomi yang cepat, namun sisi lainnya perlahan menggerus keberadaan pengrajin batik asli itu sendiri.

Saat pengrajin batik menyelesaikan selembar mori batik berhari-hari bahkan berbulan-bulan, para pengusaha sablon kain tekstil bermotif batik dapat lebih cepat menyelesaikan bergulung - gulung kain pesanannya dalam beberapa jam saja. Kemudian segera dipasarkan.

Selain itu, keberadaan kain tekstil bermotif batik, dapat mengurangi nilai luhur yang dikandung dalam batik itu sendiri, terutama kesakralan proses pembuatannya.

Batik asli penuh ritual dan filosofi dalam proses pembuatannya, sedangkan kain tekstil bermotif batik tinggal menggurat tinta kimia diatas screen sablon. Ironis.

Keenam
Anda membeli kain tekstil bermotif batik (batik palsu), bagi saya, anda turut membunuh para pengrajin batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun